NASIONAL

PR Ketahanan Kesehatan Nasional untuk Pemerintahan Berikutnya

angka impor obat-obatan dan alat kesehatan masih sangat tinggi.

AUTHOR / Astri Septiani

EDITOR / Muthia Kusuma

Netty
Anggota Komisi Ketenagakerjaan DPR RI, Netty Prasetiyani (FOTO: DPR RI)

KBR, Jakarta- Sebagian kalangan parlemen menekan anggaran kesehatan seharusnya bisa menjawab tantangan transformasi pembangunan ketahanan kesehatan nasional. Anggota Komisi Bidang Kesehatan dari Fraksi PKS, Netty Prasetiyani menilai saat ini masih banyak persoalan kesehatan yang menjadi PR dan mesti dibenahi oleh presiden terpilih.

"Dan ini tentu saja harus dikawal sejak sekarang ya. Salah satunya adalah bagaimana pemenuhan SDM kesehatan. Baik dokter, perawat, bidan di seluruh Indonesia mulai dari Aceh sampai Papua. Kemudian memastikan alat sarana-prasarana kesehatan itu betul-betul bisa menunjang upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat," kata Netty dalam keterangannya di kanal Youtube resmi PKS (30/08/24).

Anggota Komisi Bidang Kesehatan dari Fraksi PKS, Netty Prasetiyani juga mengingatkan pentingnya pengadaan obat dan alat kesehatan yang berorientasi pada kemandirian dalam negeri. Kata dia, angka impor obat-obatan dan alat kesehatan masih sangat tinggi.

Baca juga:

Netty mengatakan, hal lain yang tak kalah penting yaitu menyelesaikan beberapa persoalan di sektor hulu. Seperti perbaikan gizi keluarga, termasuk pencegahan stunting. Ia memperingatkan, pemerintah masih belum mencapai target penurunan stunting. 

Ia juga pemerintah memastikan semua peraturan pemerintah dan turunannya sejalan dengan upaya pemerintah dan DPR mengeluarkan anggaran untuk kepentingan rakyat.

"Sepenuhnya, seluas-luasnya, anggaran sekecil apapun, bahkan sebesar yang kemudian didapatkan oleh pemerintah melalui pajak pinjaman hutang luar negeri ini semuanya harus kembali untuk rakyat," tandasnya.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!