"Tak ada bedanya rokok konvensional maupun vape itu sama meningkatkan risiko penyakit jantung,”
Penulis: Hoirunnisa
Editor: Rony Sitanggang

KBR, Jakarta- Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) melaporkan semakin banyak usia muda atau ada pergeseran usia yang mengidap penyakit jantung. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi menyebut pada tahun 2023 ada peningkatan jumlah pembiayaan penyakit jantung dari Rp12,14 triliun, menjadi Rp17,6 triliun.
"Penyakit jantung ini mulai banyak pada usia-usia yang muda yang kita tahu sebenarnya risikonya jauh lebih rendah. Kita ketahui kenapa terjadi pergeseran usia pada orang-orang yang mengidap penyakit jantung ini karena adanya perubahan gaya hidup. Pastinya gaya hidup yang tidak sehat, kurangnya aktivitas, merokok, tak ada bedanya rokok konvensional maupun vape itu sama meningkatkan risiko penyakit jantung,” jelas Siti Nadia dalam Press Briefing : Hari Jantung Sedunia, Senin (23/9/2024).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi menyebut berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosa dokter di RI sebesar 1,5 persen.
Ia juga menyebut konsumsi Gula, Garam, Lemak (GGL) yang tidak beraturan, meningkatkan risiko penyakit jantung. Padahal anjuran GGL menurut Kemenkes, yaitu, gula dibatasi sebanyak 4 sendok makan per orang per hari, garam 1 sendok teh dan lemak 5 sendok makan minyak goreng per orang per hari.
Baca juga:
- PB IDI: Konsep Naturalisasi Dokter Spesialis Asing Tak Ancam Dokter Lokal
- Pendidikan Dokter Spesialis, Tak Perlu Lagi Uang Kuliah
- Dokter Spesialis Kurang, Kemenkes Ubah Sistem Pendidikan
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi, masih banyak penderita penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung yang tidak terdeteksi. Ia menyebutkan kira-kira hanya 3 dari 10 penderita PTM yang terdeteksi, dari 3 penderita hanya 1 yang berobat teratur.
Kemenkes berkomitmen meningkatkan skrining dan deteksi dini pada penyakit tidak menular, disertai dengan edukasi dan promosi kesehatan.
"Selanjutnya pemerataan akses dan mutu melalui sistem pengampuan dan rujukan. Serta memperluas program rehabilitasi," kata Nadia.
Hari Jantung Sedunia, diperingati setiap tanggal 29 September. Tahun ini tema nasional yang diusung adalah 'Ayo Bergerak untuk Sehatkan Jantungmu'.