NASIONAL
Pemerintah Mewaspadai Pertumbuhan Ekonomi di Bawah 5%, Lalu?
Sektor manufaktur masih tumbuh.
AUTHOR / Wahyu Setiawan
-
EDITOR / Sindu
KBR, Jakarta- Menteri Keuangan Sri Mulyani mengeklaim beberapa indikator perekonomian masih kuat, meski ekonomi Indonesia tumbuh melambat. Dia menyebut, sektor manufaktur masih tumbuh. Bendahara negara juga mengeklaim konsumsi rumah tangga masih lebih baik dibanding tahun lalu.
"Jadi, ini untuk memberikan perspektif bahwa pemerintah mewaspadai tren dari pertumbuhan ekonomi kita, sama dengan indikator-indikator lain seperti inflasi, kemudian kesempatan kerja atau unemployment, dan kemiskinan, maupun berbagai indikator lain yang merupakan indikator yang ada di dalam APBN yang harus kami terus lihat. Dan kami tentu akan terus menjaga agar kebijakan pemerintah tetap bisa mendukung perbaikan dari kinerja perekonomian kita," kata Sri Mulyani saat konferensi pers APBNKita, Jumat, (8/11/2024).
Menteri Keuangan Sri Mulyani menambahkan, terjaganya perekonomian dalam negeri tercermin dari masih baiknya konsumsi rumah tangga yang mencapai 4,91 persen.
Konsumsi rumah tangga didorong aktivitas nonprimer seperti hotel, transportasi, dan komunikasi. Dia mengeklaim, situasi ini mencerminkan daya beli masyarakat masih resilien.
"Konsumsi rumah tangga dan PMTB sudah menjelaskan lebih dari 80 persen dari PDB kita. Jadi, underlying kita masih kuat," ungkap Sri Mulyani.
"Walaupun kemarin headline-nya 4,96 persen, di bawah 5, tapi kalau di-roundup itu tetap di 5 persen dan komposisinya masih tetap (baik)," klaim dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah 5 persen pada triwulan ketiga 2024. Ekonomi Indonesia tumbuh melambat 4,95 persen.
Baca juga:
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!