BERITA

Pameran Lukisan dan Puisi Lima Rukun di Bandung

Lima orang tokoh, seniman, budayawan dan ulama berkumpul dalam satu kegiatan yang disebut Pameran Seni Lukis dan Puisi Lima Rukun di Studio Jeihan jalan Padasuka 143, Pasir Layung, Bandung. Acara ini akan dibuka Sabtu (28/9).

AUTHOR / Arie Nugraha

Pameran Lukisan dan Puisi Lima Rukun di Bandung
pameran lukisan, lima rukun, bandung

KBR68H, Bandung - Lima orang tokoh, seniman, budayawan dan ulama berkumpul dalam satu kegiatan yang disebut Pameran Seni Lukis dan Puisi Lima Rukun di Studio Jeihan jalan Padasuka 143, Pasir Layung, Bandung. Acara ini akan dibuka Sabtu (28/9).


Pada perhelatan spektakuler dan pertama kalinya itu A. Mustofa Bisri (Gus Mus), D. Zamawai Imran, Jeihan Sukmantoro, Saparadi Djoko Damono dan Acep Zamzam Noor berkumpul menampilkan lukisan serta puisi mereka.


Menurut panitia dari Jeihan Institute Atasi Amin pameran seni lukis dan puisi lima tokoh seniman akan berlangsung dari 28 September – 5 Oktober 2013.


Atasi Amin mengatakan mereka adalah seniman besar dengan karya besar baik lukisan maupun puisi. Atasi Amin menyebutkan karya-karya yang dihadirkan lima seniman ini telah berpijak pada genre (maqom) yang merupakan hasil dari oleh pemikiran panjang berawal dari nurani (kontemplatif).


Dia berharap acara yang jarang terjadi ini, bisa mempertemukan sejumlah karya mereka dengan warga Jawa Barat lewat rupa dan rasa.


"Karya mereka besar karena hasil kerja batiniah dan pikiran yang dapat dipandang sebagai kejujuran dan keabadian. Sesuatu yang dilampaui mereka," tambahnya.


Pada pameran "Lima Rukun" ini masing-masing akan memamerkan karya lukis dan puisi dengan konsep yang berbeda-beda. Gus Mus dengan Kemaha-indahan Allah, Jeihan dengan Fatabiqul Khairot, Zamawi Imron dengan Anugerahnya, Sapardi dengan mempertanyakan apa arti sebuah nama, dan Acep Zamzam dengan Intensitasnya yang luar biasa. 


Editor: Antonius Eko 


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!