NASIONAL

Pakar: Banyak Instansi Belum Miliki Tata Kelola Keamanan Siber yang Baik

Kalau ada tata kelola itu akan langsung bisa diketahui karena kemudian bisa langsung kita urut apa yang terjadi itu, ada log-nya.

AUTHOR / Naufal Nur Rahman

EDITOR / Wahyu Setiawan

Data
lustrasi Kebocoran Data. (FOTO:ANTARA/Shutterstock/am)

KBR, Jakarta – Pakar Keamanan Siber dari Universitas Indonesia Wahyu Catur Wibowo menyebut masih ada banyak instansi yang belum memiliki tata kelola keamanan siber yang baik.

Dampaknya, langkah perbaikan ketika ada gangguan sistem akan makin susah.

"Nah masalahnya adalah bahwa kita ini banyak yang tidak memiliki tata kelola tentang keamanan siber atau keamanan sistem informasi. Jadi kalau ada kasus baik itu di BSI, baik itu di Pusat Data Nasional, maka yang kita dengar adalah ‘ohh kita belum tahu’ ya, pas kita selidiki ada yang mengatakan ‘ohh itu bukan data kami’ ya gitu ya,” kata Wahyu dalam Seminar Edukatif Pencegahan Judi Online dan Literasi Digital Cyber Security, Rabu (24/7/2024).

Wahyu mengatakan dengan tata kelola keamanan siber yang baik, pemindaian masalah akan lebih cepat karena bisa dilihat dari log audit peristiwa.

"Kalau ada tata kelola itu akan langsung bisa diketahui karena kemudian bisa langsung kita urut apa yang terjadi itu, ada log-nya. Siapa yang bekerja, jam berapa, transaksi apa yang terjadi itu semua bisa kita telusuri dengan baik kalau kita memiliki tata kelola keamanan," ucap wahyu.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!