NASIONAL

Naturalisasi Pesepakbola, Anggota DPR: Cari Talenta Dalam Negeri

"Dengan mungkin sekitar 80 juta anak mudanya atau bahkan lebih tapi mencari 12 orang aja susah untuk main bola,”

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

EDITOR / Rony Sitanggang

Naturalisasi pesepak bola
Komisi III DPR setujui naturalisasi Mees Hilgers dan Eliano Reijnders di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/09/24).(Antara/Dhemas Reviyanto)

KBR, Jakarta-  Anggota Komisi Olahraga DPR RI Fraksi Partai Golkar Adrianus Asia Sidot mengingatkan agar tetap dilakukan program pembinaan pemain sepak bola lokal, meski ada naturalisasi pemain asing. Tujuannya, kata dia,  supaya pemain Timnas Sepak Bola Indonesia bukan hanya bergantung pada pemain naturalisasi yang kini tengah gencar dilakukan PSSI.

“Tetap harus ada program pembinaan jadi kekuatan sepak bola Indonesia tidak hanya bergantung pada pemain-pemain naturalisasi tapi juga pemain-pemain lokal dengan terus mencari talenta-talenta dari seluruh Indonesia,” ucapnya saat rapat membahas naturalisasi Eliano Reijnders dan Mees Hilgers bersama Menpora Dito Ariotedjo, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (17/9/2024).

Dia pun mengatakan ironis lantaran jumlah pemuda di Indonesia mencapai puluhan juta namun sulit menemukan talenta terbaik untuk membela timnas.

“Kadang-kadang ironis ya kita memikirkan 270 juta jiwa penduduk Indonesia dengan mungkin sekitar 80 juta anak mudanya atau bahkan lebih tapi mencari 12 orang aja susah untuk main bola,” tuturnya.

Dia berharap menpora dan pihak terkait memiliki punya program-program khusus untuk membangun sepak bola nasional.


Baca juga:

Sebelumnya Komisi Hukum DPR RI menyetujui permohonan naturalisasi untuk Mees Victor Joseph Hilgers dan Eliano Johannes Reijnders yang diproyeksikan menjadi pemain Timnas Sepak Bola Indonesia, Selasa (17/09/24).

Persetujuan itu diberikan Komisii Hukum DPR usai dipastikan oleh Kemenkumham bahwa data Mees Hilgers dan Eliano Reijnders sudah sesuai peraturan perundang-undangan untuk dinaturalisasi.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!