indeks
Nahdlatul Ulama Harlah ke 102, Ini Pesan dari Muhammadiyah

NU dengan spirit ajaran Ahlussunah Waljama'ah (Aswaja), dinilai senantiasa mengembangkan toleransi beragama

Penulis: Ken Fitriani

Editor: Muthia Kusuma

Google News
Muhammadiyah
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir bersama Ketua PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf. (FOTO: Humas PP Muhamadiyah)

KBR, Jakarta- Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Nahdlatul Ulama (NU) hari ini genap berusia 102 tahun sejak didirikan oleh Hasyim Asy'ari pada tahun 1926 di Surabaya. Dalam momentum harlah ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyampaikan selamat dan harapannya agar NU terus berkontribusi dalam merawat persatuan bangsa.

"Semoga Nahdatul Ulama bersama seluruh komponen umat dan bangsa terusmerawat Indonesia, untuk tetap menjadi negara yang utuh bersatu dalam kebhinekaan," katanya Jumat (31/1/2025).

Haedar mewakili keluarga besar Muhammadiyah, mengapresiasi kepada NU karena telah menjadi bagian penting dan berkontribusi besar dalam perjuangan kebangsaan.

"NU pasca-Indonesia merdeka bersama seluruh komponen umat dan bangsa telah hadir di berbagai bidang pendidikan dan usaha-usaha lain, khususnya dalam dunia pesantren yang telah meletakkan fondasi bangsa yang berakhlak mulia, cerdas berilmu dan membawa kemajuan bersendikan ajaran Islam," ujar Haedar.

Baca juga:

Haedar mengungkapkan, NU juga berperan dalam merawat kebudayaan umat dan bangsa dengan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil'alamin. NU dengan spirit ajaran Ahlussunah Waljama'ah (Aswaja), dinilai senantiasa mengembangkan toleransi beragama dan berbangsa sehingga umat beragama dan bangsa Indonesia mampu hidupesa rukun dan damai dalam keragaman.

"Maka di usia ke 102 tahun hijriah, kami membersamai NU dalam semangat sebagaimana tema harlah 'Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat'. InsyaAllah NU dilimpahi berkah Allah untuk berperan dan berkontribusi dalam membawa kebersamaan kesatuan umat, membawa Indonesia menjad yang maslahat manifestasi dari Islam yang rahmatan lil'alamin," imbuh Haedar.

PBNU
Muhammadiyah
Haedar Nashir
Nahdlatul Ulama

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...