Article Image

NASIONAL

Merdeka dari Tumpukan Utang Pinjol

"Banyak kasus gagal bayar pinjol yang berakhir mengenaskan. Yosephine Tyas, CFP menyebut masih ada harapan untuk menuntaskan. Kuncinya komitmen dan disiplin"


KBR, Jakarta - Bagi kamu yang tengah terlilit bertumpuk utang pinjaman online (pinjol), jangan putus harapan, pasti ada jalan keluar. Demikian pesan yang disampaikan certified financial planner, Yosephine P. Tyas atau yang akrab disapa Pipin.

Pendiri platform Kebizz ini banyak menangani kasus gagal bayar pinjol. Kata dia, meminta bantuan profesional bisa menjadi solusi, ketika sudah buntu.

“Gajinya berapa dan kalau setelah dikurangin biaya hidupnya, itu masih nggak bisa bayar si utangnya, maka sebenernya itu udah tanda-tanda (butuh bantuan profesional). Artinya kecepatan dia membayar sama si bunganya, udah kalah cepet. Kita udah bisa mulai merasakan dalam 3-6 bulan,” jelas Pipin.

Jangan menambah utang baru adalah langkah mendasar jika ingin menuntaskan utang-utang pinjol.

“Kalau dulu namanya gali lubang, tutup lubang, kalau sekarang gali lubang, tapi belum ditutup, udah ada lubang yang baru, jadi gali lubang, gali lubang. Makanya tambah banyak, tambah parah,” ujar dia.

Selanjutnya, data seluruh utang pinjol yang kamu miliki. Klasifikasikan mana utang produktif dan utang konsumtif.

“Misalnya dia punya utang produktif, kayak KPR, ya kita prioritaskan KPR lah. Atau biaya hidup, ya pasti (prioritas), kalau biaya hidupnya aja nggak terkaver, pasti akan utang lagi,” sebut lulusan Universitas Bina Nusantara itu.

Baca juga:

Judi Online Marak karena Literasi Keuangan Rendah, Yakin?

Kenal Lebih Dekat dengan P2P Lending

Yosephine P. Tyas, CFP, tidak menyarankan menggunakan pinjaman online, apalagi untuk kepentingan konsumsi. (Foto: dok pribadi)

Pipin menyarankan untuk mulai melunasi dari utang dengan jumlah terkecil terlebih dulu.

“Karena dengan semakin berkurang jumlah utangnya, (misal) punya 10, nanti jadi 9, itu ada efek psikologisnya. Ini ada progres, dibanding nggak selesai-selesai,” tutur Pipin.

Menabung dana darurat juga harus dilakukan. Jadi, meski tengah melunasi utang, tetaplah sisihkan uang untuk dana darurat.

Pipin menyoroti ketiadaan dana darurat ini adalah salah satu sebab orang berutang, misal ketika dalam kondisi darurat.

“Misalnya bisa bayar utang Rp3 juta per bulan, kita saranin minimal kalau bisa Rp500 ribu atau Rp300 ribu untuk ditabung,” saran Pipin.

Jangan berinvestasi dulu ya sebelum utang benar-benar lunas dan dana darurat terkumpul. Pipin mengingatkan, investasi itu tahap lanjut setelah hal-hal mendasar sudah terpenuhi, yakni dana darurat, utang lunas, dan memiliki proteksi.

“Investasi itu hasilnya tidak pasti, sedangkan utang, cicilan dan bunga utangnya pasti. Ada yang utang untuk investasi saham, tahu-tahu sahamnya jeblok. Banyak juga yang stres kemudian bunuh diri gara-gara itu,” lanjutnya.

Ada program debt solution di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bisa diakses. Seperti apa itu? Selengkapnya simak di Uang Bicara episode Merdeka dari Tumpukan Utang Pinjol bersama certified financial planner, Yosephine P. Tyas di KBR Prime, Spotify, Apple Podcast, dan platform mendengarkan podcast lainnya.