NASIONAL

Menteri Perdagangan Ungkap Penyebab Kenaikan Harga Cabai

Kenaikan harga tertinggi terjadi di Kepulauan Riau, mencapai lebih 95 ribu per kilogram.

AUTHOR / Shafira Aurel, Amanda Titis

cabai
Inflasi daerah, petani memanen cabai rawit di Desa Porame, Sigi, Sulteng, Selasa (4/7/2023). (Antara/Basri Marzuki)

KBR, Jakarta- Pemerintah mengakui harga cabai tinggi saat momentum Ramadan. Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengatakan, penyebabnya yaitu sistem tanam yang tidak maksimal.

Selain itu, kata dia, banyak daerah sentra cabai gagal panen akibat tingginya curah hujan.

“Kalau hujannya terus menerus dan lebat maka panennya gagal. Kalau panen gagal suplainya sedikit, permintaannya banyak ya harganya naik. Jadi itu sangat terpengaruh. Oleh karena itu sekarang jangka panjang Kementerian Pertanian dan yang lain-lain kita memang harus mengembangkan sistem tanam cabai yang tidak terpengaruh oleh cuaca," ujar Zulhas di Jakarta, Minggu (17/3/2024).

Pantauan KBR dari laman Badan Pangan Nasional, harga rata-rata nasional cabai merah per Minggu, (17/3/2024) berada di kisaran 60 ribu per kilogram. Kenaikan harga tertinggi terjadi di Kepulauan Riau, mencapai lebih 95 ribu per kilogram.

Meski harga cabai tinggi, Zulkifli mengeklaim sejumlah harga bahan pokok berangsur menurun. Semisal komoditas daging ayam dan telur.

“Tapi kalau telur, ayam kemarin sempat mahal karena memang harga pakan jagung sampai Rp8.000. Tapi hari ini jagung sudah mulai menurun dari Rp8.000 menjadi Rp5.000. Oleh karena itu (harga) ayam juga turun, rata-rata per kilo Rp40.000-Rp39.000," ujar Zulhas, di International Trade Centre (ITC) Mangga Dua, Jakarta, Minggu (17/3/2024).

"Telur dari Rp32.000 sekarang mencapai Rp30.000 bahkan ada yang Rp29.000. Jadi rata-rata harganya turun,” sambungnya.

Zulkifli mengeklaim penurunan harga secara bertahap juga terjadi pada komoditas beras. Meski begitu, dia tidak menampik saat ini di beberapa wilayah harga beras masih cukup tinggi.

Lebih jauh Zulkifli meminta masyarakat tidak mengkhawatirkan kenaikkan sejumlah harga bahan pokok. Dia beralasan, saat ini pemerintah terus mengupayakan kestabilan harga pangan. Dia memastikan ketersedian bahan pokok aman selama Ramadan dan Idulfitri.

Pantauan KBR dari laman Bapanas, harga rata-rata nasional daging ayam ras per 17 Maret masih berada di kisaran Rp38.160 per kilogram, telur ayam ras Rp31.900 per kilogram, beras premium Rp16.410 per kilogram, dan beras medium Rp14.290 per kilo.

Sebelumnya, Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran menilai kenaikan harga kebutuhan pokok pada Ramadan 2024, tidak wajar dibandingkan Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, kenaikan harga sejumlah komoditas pangan seperti beras, gula dan telur, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.

"Harga justru sekarang lebih boleh dikatakan kenaikannya lebih tidak wajar dibanding dengan puasa-puasa sebelumnya, beras itu tinggi. Komoditas lain itu juga naik, misal daging naik, tapi kan dalam toleransi masih memungkinkan naik Rp10.000 sampai Rp15.000. Kalau daging itu kan masih memungkinkan lah. Ayam juga naik rata-rata antara Rp5000 sampai dengan Rp7500 per kilo, itu boleh dikatakan kan masih wajar lah," ujarnya saat dihubungi KBR, Jum'at (15/3/2024).

"Telur itu agak tinggi, telur itu standarnya mungkin kalau memang terjaga dengan baik itu kan Rp20.000 sampai Rp22.000 nah ini kan lebih dari Rp30.000," sambungnya.

Lebih jauh Ngadiran menyoroti kenaikan harga beras yang naik signifikan di tengah upaya jor-joran pemerintah dalam mengimpor beras untuk mengatasinya.

Menurutnya, impor hanya bisa menambah pasokan beras nasional. Namun, pemerintah dinilai belum bisa mengatasi persoalan distribusi.

Baca juga:

APPSI mendorong Badan Urusan Logistik (Bulog) memaksimalkan penyerapan gabah dari petani lokal. Kata dia, hal itu guna mencegah dominasi pengusaha swasta yang cenderung membeli gabah dari petani dengan harga lebih tinggi. Selain itu, ia juga meminta Bulog untuk membenahi distribusi beras untuk mengatasi melambungnya harga beras.

Ngadiran juga meminta pemerintah menggandeng koperasi pasar dan asosiasi pedagang pasar dalam menjaga stabilitas harga pangan. Ia menekankan pentingnya pembinaan kooperasi dan asosiasi pasar guna mewujudkan perniagaan yang sehat untuk menghindari penyalahgunaan distribusi pangan.

Ngadiran mengingatkan, kenaikan harga pangan yang tidak terkendali merugikan masyarakat berpenghasilan rendah. Oleh karena itu, dia menilai peran pemerintah dalam mengatur distribusi dan stabilitas harga kebutuhan pokok harus dimaksimalkan guna menjaga kesejahteraan masyarakat. 

Editor: Muthia Kusuma

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!