NASIONAL

Mengevaluasi Jebloknya Tim Bulu Tangkis Indonesia di Olimpiade Paris

Kontingen bulu tangkis Indonesia hanya meraih medali perunggu di Olimpiade Paris 2024. Apa evaluasinya?

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

EDITOR / Agus Luqman

Mengevaluasi Jebloknya Tim Bulu Tangkis Indonesia di Olimpiade Paris
Bendera Merah Putih dikibarkan saat penganugerahan medali bulu tangkis tunggal putri Olimpiade 2024 di Paris, Senin (5/8/2024). (Foto: ANTARA/Wahyu Putro)

KBR, Jakarta - Kontingen bulu tangkis Indonesia hanya meraih medali perunggu di Olimpiade Paris 2024. Medali itu diperoleh tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung tanpa bertanding, setelah semifinalis asal Spanyol, Carolina Marin mundur karena cedera.

Medali Gregoria menyelamatkan wajah asosiasi bulu tangkis PBSI yang panen kritik. Warganet menaikkan tagar #PBSIBisaApa di media sosial X. 

Kekecewaan warganet bukan tanpa alasan. Di Olimpiade Paris, sebagian besar wakil Indonesia berguguran di fase awal. Padahal, Indonesia nyaris selalu berhasil membawa medali emas sejak Olimpiade 1992 di Barcelona. Tim bulu tangkis merah putih hanya gagal sekali meraih medali pada Olimpiade London 2012.

Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo lalu dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana, membahas hasil tersebut pekan lalu.

“Kita badminton berguguran, tapi memang kami dari awal sudah menyampaikan analisa kami, kita memiliki chance besar itu di wall climbing, weight lifting. Makanya dari itu yang saya sampaikan dari Sea Games ke Asian Games itu sudah jomplang. Dari Asian Gemes ke Olimpiade itu sangat jomplang. Inilah mengapa tadi rapat kami bahas, bagaimana menguatkan fondasi-fondasi merata pembibitan atlet ini di daerah,” kata Dito di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis,(1/8/2024).

Pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia PBSI meminta maaf atas kegagalan di Olimpiade Paris.

Ketua Umum PBSI, Agung Firman Sampurna mengeklaim persiapan atlet ke Olimpiade Paris sudah matang, mulai dari segi teknis hingga non-teknis.

“Kita sudah melakukan perbaikan di dalam tim psikologi kita dari hanya beberapa dua-tiga orang, sekarang kita punya tim, dan nanti ke depan kita harapkan satu atlet satu psikolog, jadi mereka memang diberi perhatian-perhatian khusus seperti itu. Satu jadi yang paling penting itu adalah masalah mental, jadi masalah mental ke depan evaluasi utama kita adalah masalah psikologi,” ucapnya.

Juru bicara Tim Ad Hoc PBSI Olimpiade Paris 2024, Yuni Kartika mengatakan evaluasi nantinya melibatkan pelatih fisik, psikolog hingga mentor, guna memberi masukan.

Menurut Yuni, pembinaan yang dilakukan PBSI sudah baik karena sebelum Olimpiade Paris, sudah ada atlet yang meraih sejumlah juara gelar bergengsi. Ia mencontohkan, sektor tunggal putra Jonathan Christie yang menjuara All England 2024

“Ya, Saya rasa kalau di sektor ganda putra atau tunggal putra memang ini harus ada evaluasi ya karena kita melihat secara ranking juga cukup baik dan mereka sudah berhasil menjuarai beberapa kejuaraan penting tapi tidak maksimal hasilnya di sini. Tapi, pasti evaluasi akan datang dair tim ad hoc yang punya skuad inti dari pelatih fisik, psikolog kemudian juga beberapa tim support-lainnya di samping juga dari mentor, ya,” jelasnya dikutip dari Kompas TV Senin (5/8/2024).

Baca juga:

Tamparan keras

Wakil Ketua Komisi Olahraga DPR, Dede Yusuf mengatakan jebloknya performa atlet bulu tangkis Indonesia di Olimpiade Paris jadi pukulan.

Terlebih, bulu tangkis merupakan salah satu dari 14 cabang olahraga (cabor) yang ditetapkan Kemenpora sebagai desain besar olahraga nasional.

“Ini rasanya sebuah tamparan yang cukup keras bagi persiapan Indonesia dalam keberangkatannya ke olimpiade karena pada saat paparan Kemenpora memang Indonesia hanya fokus ke beberapa cabor, kalau saya tidak salah 12 atau 14 cabor saja yang berangkat, dan tentunya cabor-cabor unggulan itu sudah mempersiapkan baik dari sistem pelatihan, pembinaan, maupun pendanaannya dengan baik. Namun, tidak dipungkiri kita masih banyak yang belum bisa berhasil,” jelasnya kepada KBR, Senin, (5/8/2024).

Hasil analisis pengamat bulu tangkis, Daryadi, kondisi olahraga tepok bulu di Indonesia saat ini tidak baik-baik, dan sulit bersaing. Ia mendesak Kemenpora dan PBSI memperbaiki prestasi para atlet.

“Materi pemain-pemain Indonesia yang tampil di Paris saya katakan sulit untuk bisa bersaing dengan negara-negara lain. Faktanya dibanding olympic-olympic sebelumnya materi yang ada ini, saya katakan adalah materi yang terlemah dibandingkan kekuatan Indonesia saat tampil terakhir di Olympic Tokyo. Ya, paling tidak lumayanlah ada satu keping medali yang bisa dibawa pulang. Walaupun secara umum kita sendiri memang gagal, ya, menjaga tradisi yang selalu dipertahankan oleh tim bulutangkis," ucap Daryadi kepada KBR, Senin, (05/08/24).

Pengamat bulu tangkis Daryadi meminta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo memberi perhatian lebih terhadap cabor bulu tangkis. Salah satu perbaikan yang harus dilakukan yaitu kepelatihan yang kompeten.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!