NASIONAL
Mendikbud Janji Hentikan Kenaikan UKT PTN yang Tak Masuk Akal
Mendikbud Nadiem Makarim menegaskan kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) harus masuk akal.
AUTHOR / Ardhi Ridwansyah
-
EDITOR / Agus Lukman

KBR, Jakarta – Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim memastikan kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) perguruan tinggi negeri yang sekarang menjadi isu hangat di masyarakat tidak serta merta mengubah biaya mahasiswa yang tengah menempuh studi.
Nadiem mengatakan kenaikan UKT berlaku untuk mahasiswa baru memasuki masa kuliah.
Dia pun menegaskan kenaikan UKT tidak berdampak besar terhadap mahasiswa tingkat ekonomi bawah.
"Ini akan berlaku bagi mahasiswa baru dan sebenarnya tidak akan berdampak besar sama sekali kepada mahasiswa dengan tingkat ekonomi yang belum mapan atau belum memadai. Tangga-tangga daripada UKT ini semua, itu ada tangganya. Dan tangga-tangga terendah yaitu level 1 dan 2 dari tangga tersebut tidak akan berubah. Yang mungkin akan terdampak adalah untuk mahasiswa dengan keluarga tingkat ekonomi tertinggi," kata Nadiem saat rapat dengan Komisi Pendidikan DPR RI dipantau dari kanal Youtube DPR, Selasa (21/5/2024).
Baca juga:
- Hardiknas 2024: YLBHI Kritisi Tujuh Hal Krusial Pendidikan Nasional
- Viral Mahasiswa UNY Meninggal Dipicu Uang Kuliah, Rektor Buka Suara
Nadiem mengatakan ia mendengar desas-desus kenaikan biaya UKT yang sangat besar dan tidak rasional. Dia menegaskan kenaikan UKT harus masuk akal.
"Jadi kami akan memastikan bahwa kenaikan yang tidak wajar akan kami cek, kami evaluasi. Dan saya ingin meminta seluruh ketua perguruan tinggi dan prodi-prodi, untuk memastikan bahwa kalaupun ada peningkatan harus rasional, harus masuk akal, dan tidak terburu-buru melakukan lompatan yang besar,” kata Nadiem.
"Saya berkomitmen untuk memastikan bahwa perlu ada rekomendasi dari kami bahwa lompatan-lompatan yang tidak rasional itu akan kami berhentikan," imbuhnya.
Editor: Agus Luqman
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!