"Jadi anggaran stunting (Rp10 miliar) itu, hanya Rp2 miliar yang masuk ke perut itu. Yang lainnya studi banding," kata Tito
Penulis: Astri Septiani
Editor: Resky Novianto

KBR, Jakarta- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyoroti banyaknya anggaran belanja daerah yang tidak efisien. Ia menyebut anggaran lebih besar digunakan untuk rapat dan studi banding, ketimbang program untuk masyarakat salah satunya penurunan stunting.
"Ada program stunting anggarannya 10 miliar. Rapat koordinasi, studi banding dan lain-lain 6 miliar. Yang jadi makanan untuk ibu hamil sama anak-anak di bawah 2 tahun itu 2 miliar. 2 miliarnya lagi evaluasi. Jadi anggaran stunting itu 2 miliar yang masuk ke perut itu. Yang lainnya studi banding," kata Tito di acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Keuangan Daerah dan Penganugerahan APBD Award Tahun 2024, Rabu (18/12/2024).
Ia menyebut jika jumlah pendapatan daerah lebih banyak, namun belanjanya efisien, maka anggaran daerah akan lebih banyak tersalur kepada kegiatan masyarakat. Dengan begitu, daerah akan bangkit dan mandiri. Ia menyebut jika setiap daerah bergerak, maka pertumbuhan ekonomi daerah akan bergerak mencapai target 8 persen seperti yang ditargetkan Presiden Prabowo.
"Angka pertumbuhan ekonomi nasional itulah agregat dari angka pertumbuhan ekonomi daerah. Nah bapak presiden menargetkan 8 persen. Sebetulnya sangat bisa, di samping program-program lain kalau semua daerah bergerak untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi daerahnya masing-masing," tambahnya.
Baca juga:
- Wapres Titip Pesan Penurunan Stunting ke Prabowo-Gibran