NASIONAL

Megawati: Saya Hanya Menolak Jokowi yang Ingin 3 Periode

Megawati menekankan semua pihak berkomitmen dan sungguh-sungguh menjaga demokrasi Indonesia agar tidak rusak.

AUTHOR / Shafira Aurel

EDITOR / Sindu

Megawati: Saya Hanya Menolak Jokowi yang Ingin 3 Periode
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri membantah hubungannya retak dengan Presiden Joko Widodo.

Megawati hanya menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode. Bukan untuk menjauh dengan orang nomor satu di Indonesia itu. Hanya saja kata dia, wacana 3 periode tersebut melanggar konstitusi.

"Tadi, sebelum ke sini, ada siapa itu, ndak tahu ngomong, yang namanya apa, mengatakan katanya saya tidak ini sama presiden. Loh, enaknya loh dia ngomong kayak gitu. Saya sama presiden baik-baik saja. Emangnya kenapa? Hanya karena saya dikatakan, karena saya tidak mau ketika diminta 3 periode atau karena saya katanya tidak mau perpanjangan," ujar Megawati saat acara penyerahan duplikat bendera pusaka kepada seluruh gubernur se-Indonesia di Balai Samudera, Jakarta, Senin, 5 Agustus 2024.

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyebut yang mempunyai sikap soal perpanjangan masa jabatan presiden adalah MPR.

Kata dia, dari hasil diskusi dengan ahli tata negara, keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) masih membatasi masa jabatan presiden 2 periode.

"Loh, saya tahu hukum kok, mana yang ahli hukum angkat tangan?" imbuhnya.

Megawati menekankan semua pihak berkomitmen dan sungguh-sungguh menjaga demokrasi Indonesia agar tidak rusak.

3 Periode 

Sebelumnya, isu tiga periode kembali mencuat usai para anggota Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) mendukung hal tersebut.

Selain itu, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan sempat mengeklaim ada big data berisikan dukungan 110 juta masyarakat di media sosial yang mendukung usulan penundaan Pemilu 2024, dan perpanjangan masa jabatan presiden. Namun, Luhut tak mau membuka data tersebut.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!