NASIONAL
Malaria di RI Masih Tinggi, Menkes: Kita Butuh Vaksin
"Karena Malaria adalah penyakit negara miskin, komitmennya lebih sedikit"

KBR, Jakarta- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan eliminasi kasus malaria di Indonesia masih terkendala pengadaan vaksin. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mencontohkan, seperti layaknya penanganan Covid-19 yang berhasil karena adanya vaksin. Kata dia, kasus malaria juga dinilai dapat ditekan dengan vaksin.
"Karena Malaria adalah penyakit negara miskin, komitmennya lebih sedikit dibandingkan dengan komitmen untuk vaksin covid. Vaksin covid 22 bulan selesai, vaksin malaria 22 tahun tidak jadi. Karena uangnya tidak ada, karena itu masalah negara miskin. Kita baru ada vaksin untuk yang di Afrika. Nah kita butuh vaksin juga untuk yang di sini," ujar Budi ujar Budi dalam Peluncuran Peta Jalan Eliminasi Malaria dan Pencegahan Penularan Kembali di Indonesia Tahun 2025-2045, Kamis (10/10/2024).
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menilai setiap penyakit menular di seluruh dunia akan dapat terkendali dengan adanya vaksin.
Dia meminta Susilo Bambang Yudhoyono selaku Penasehat Khusus Aliansi Malaria Pemimpin Asia Pasifik (APLMA), untuk membantu vaksin malaria dapat dihadirkan di Indonesia secepatkan.
Selain itu, Budi menyebut Indonesia perlu mengoptimalkan surveilans guna percepatan eliminasi kasus malaria. Kata Budi, RI sebenarnya sudah memiliki alat deteksi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Baca juga:
Temuan BPOM, Bahan Kimia Obat Dipakai untuk Jamu dan Suplemen
Kasus Malaria Meningkat dalam 10 Tahun Terakhir, Terbanyak di Papua
Dalam kesempatan yang sama Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, Anas Ma'ruf mengungkapkan, 92 persen kasus malaria di Indonesia berasal dari wilayah Timur, menurut catatan data per Juni 2024.
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!