NASIONAL

Lulusan Perguruan Tinggi Sulit Dapat Kerja, Mendiktisaintek: Kami Bereskan

Masih ada lulusan perguruan tinggi yang bekerja pada bidang keahlian rendah.

AUTHOR / Hoirunnisa

EDITOR / Wahyu Setiawan

kerja
Sejumlah pencari kerja antre saat bursa kerja Naker Fest di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang, Jumat (11/10/2024).ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin

KBR, Jakarta - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) berkomitmen menyelesaikan persoalan lulusan perguruan tinggi yang sulit mendapatkan kerja.

Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan, masih ada lulusan perguruan tinggi yang bekerja pada bidang keahlian rendah.

"Tantangan yang dihadapi oleh pendidikan tinggi ini bukan baru, tapi sudah ada, pasti terus ada. Kami upayakan untuk bisa lebih cepat kami capai. Yang pertama adalah pekerjaan lulusan perguruan tinggi yang relatif masih sangat rendah. Bisa karena tidak relevannya pendidikan tinggi, juga karena di satu pihak kita melihat memang lapangan pekerjaan Indonesia itu relatif sangat minim untuk lulusan perguruan tinggi kita," ujar Satryo dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (6/11/2024).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah pengangguran terbuka per Februari 2024 mencapai 7.194.862. Dari jumlah itu, sekitar 12 persen atau 871.860 merupakan lulusan perguruan tinggi atau universitas.

Satryo menyebut tantangan lain perguruan tinggi adalah kurangnya perhatian terhadap pengembangan sains dan teknologi.

Menurutnya, tantangan tersebut harus diatasi karena bernilai penting untuk mewujudkan visi menjadikan Indonesia sebagai negara maju atau Indonesia Emas 2045.

Dia menambahkan, tantangan lain yang perlu diatasi adalah perubahan kebijakan.

"Regulasi dan kebijakan yang berubah terlalu cepat selama ini mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pendidikan nasional. Jadi, kami ke depan juga meminimalkan terjadinya upaya-upaya perubahan-perubahan yang menghambat perkembangan pendidikan tinggi," kata Satryo.

Ia mengatakan, komitmen itu selaras dengan mandat Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan Indonesia negara maju melalui perbaikan pendidikan tinggi.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!