NASIONAL
Longsor Pekalongan, Pakar Ingatkan Pentingnya Kesiapsiagaan Pemda
"Pemerintah Daerah sudah seharusnya sebelum kejadian ketika ada peringatan bahaya sudah mengaktivasi aksi antisipasi,"

KBR, Jakarta- Pakar Kebencanaan dari Indonesian Speleological Society (ISS) Petrasa Wacana mengatakan bencana di Pekalongan harus menjadi perhatian khusus serta kehati-hatian tim operasi SAR. Sehingga, kata dia, proses pencarian korban lebih optimal.
“Dalam penanganan darurat bencana, yang paling diprioritaskan adalah bagaimana masyarakat yang terdampak yang masih selamat untuk mendapatkan pertolongan dengan segera dan mendapatkan standar pelayanan minimal yang bisa dipenuhi di masa emergensi. Siapapun yang berpartisipasi dalam operasi SAR, Tim SAR, Relawan SAR, Organisasi Relawan, tentu harus berkoordinasi dengan Basarnas dan BPBD setempat yang sudah memiliki tugas dan fungsi dan memiliki standar operasi yang jelas,” ujar Petrasa kepada KBR, Rabu (22/1/2025).
Petrasa Wacana juga mengingatkan ihwal peringatan kebencanaan yang perlu ditingkatkan. Misal imbauan informasi cuaca yang dilakukan oleh BMKG, dan edukasi kebencanaan bagi masyarakat. Hal itu, kata dia, sebagai upaya memitigasi adanya korban saat bencana terjadi.
"Kejadian ini mengingatkan kita untuk selalu siaga mulai dari individu dan rumah tangga. Pemerintah Daerah sudah seharusnya sebelum kejadian ketika ada peringatan bahaya sudah mengaktivasi aksi antisipasi, terutama bagi wilayah-wilayah yang berada di kawasan rawan bencana," katanya.
Baca juga:
- Bupati Pekalongan Keluhkan Kurang Alat Berat untuk Evakuasi Korban Longsor
- Banjir di Grobogan, Jalur Kereta Api ke Jember Lumpuh
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah (BPBD) menyebut 20 orang tewas dalam bencana banjir bandang dan tanah longsor di Petungkriyono, Pekalongan.
Kepala BPBD Jateng, Bergas Catur mengatakan evakuasi terus dilakukan lantaran masih ada 8 orang dalam pencarian.
"Pencarian korban, serta evakuasi jalur dan membuka jalan menggunakan alat berat, yang meninggal 20 dari awal 17, dalam pendataan hilang 8 orang dan luka 13 orang," ungkap Bergas, Rabu (22/01/25).
Bergas mengungkapkan, selain 20 orang meninggal , 13 orang lainnya mengalami luka-luka dan 8 orang masih pencarian yang merupakan warga Petungkriyono.
Lanjut Bergas, tiga jembatan di Petungkriyono ikut rusak dan satu diantarnya rusak berat sehingga memutus akes ke pemukiman.
"Kami masih terus berusaha melakukan pembersihan jalan, kemarin akses sempat tertutup,"imbuhnya.
Bergas menambahkan, tim relawan gabungan dikerahkan selama evakuasi korban banjir dan longsor. Ia meminta kepada masyarakat agar waspada dan terus memantau informasi yang diberikan BMKG.
"Ada ratusan relawan yang ada di sini, tolong tetap waspada," pungkasnya.
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!