"Kita harus memastikan tempat perlindungan sementara itu berdiri, bisa dipenuhi dan juga kebutuhan logistik."
Penulis: Heru Haetami
Editor: Rony Sitanggang

KBR, Jakarta- Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) mendorong tanggap bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, difokuskan pada tiga hal. Ketua MPBI, Dicky Pelupessy mengatakan, fokus tersebut dalah pencarian, evakuasi dan ketersediaan lokasi pengungsian yang layak dan aman.
"Yang pertama adalah search and rescue. Mencari dan menemukan seandainya ada korban, baik yang meninggal atau juga yang terluka dan perlu diselamatkan, dan perlu mendapatkan pertolongan medis. Yang kedua adalah evakuasi. Jadi kita perlu memastikan keselamatan dari warga yang terutama berada di lokasi-lokasi yang rawan," kata Ketua MPBI, Dicky Pelupessy kepada KBR, Selasa, (5/10/2024).
Dicky mengatakan, seharusnya Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sudah memiliki peta kawasan rawan bencana. Sehingga, mempermudah proses evakuasi pada warga yang selamat, terutama berada di lokasi yang rawan.
Dicky juga meminta warga yang mengungsi dipastikan kebutuhan dasarnya terpenuhi.
"Kita harus memastikan tempat perlindungan sementara itu berdiri, bisa dipenuhi dan juga kebutuhan logistik. Dan tentu pada saat pengungsian juga kebutuhan dasar lainnya seperti berkaitan dengan sanitasi," katanya.
Dicky menambahkan, tidak kalah penting juga adalah berkaitan dengan informasi. Informasi yang disampaikan pada masyarakat harus jelas dan benar.
"Tentu ada kepanikan, kecemasan, ketidakpastian. Baik berkaitan dengan erupsi atau juga yang berkaitan dengan informasi mengenai hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat yang diselamatkan, masyarakat yang dievakuasi atau mengungsi tadi. Informasi yang valid, informasi yang jelas dari pihak-pihak atau otoritas yang memang memiliki data berkaitan dengan erupsi. Dan itu bisa juga tentu berdasarkan pemantauan," katanya.
Baca juga:
- Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BNPB Kirim Bantuan
- Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus, Badan Geologi Ingatkan Bahaya Hujan Abu dan Banjir Lahar
Ketua MPBI, Dicky Pelupessy juga mendorong agar ketersediaan medis terpenuhi. Dia bilang, berlama-lama di pengungsian juga bisa memicu berbagai penyakit.
"Ketika sudah beberapa hari atau beberapa minggu mungkin mulai ada gejala-gejala sakit yang dirasakan oleh warga. Ini juga perlu diinformasikan apakah akan ada layanan medis gratis, layanan medisnya seperti apa, penjangkauannya, aksesnya bagaimana," ucapnya.
Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur meletus pada Senin (04/11/24) dini hari. Sebanyak 9 orang meninggal, dan 1 kritis. Letusan berdampak pada sekitar 10 ribu warga.
Pemkab Flores Timur, menetapkan tanggap darurat selama tiga bulan.