NASIONAL

KPU: Ada 287 TPS di 22 Provinsi yang Lakukan PSU, PSS dan PSL Pilkada

Total ada 287 TPS di 22 provinsi yang terpaksa dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU), Pemungutan Suara Lanjutan (PSL), dan Pemungutan Suara Susulan (PSS).

AUTHOR / Hoirunnisa

EDITOR / R. Fadli

PSU
Petugas KPPS berkostum hantu di TPS 23 Rangkah, Surabaya (14/2/2024). (Foto: KBR/Anin)

KBR, Jakarta - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Mochammad Afifuddin mengatakan, sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) terpaksa melakukan Pemungutan Suara Ulang, Susulan, dan Lanjutan di Pilkada serentak tahun ini.

"Berdasarkan data per jam 10.00 tadi, jumlah TPS yang melaksanakan Pemungutan Suara Susulan (PSS) sebanyak 231 TPS, Pemungutan Suara Lanjutan (PSL) sebanyak 10 TPS, dan TPS yang melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) ada 46 TPS. Tentu ini juga mungkin masih bisa berkembang sesuai rekomendasi-rekomendasi yang berjalan dari Bawaslu dan kejadian-kejadian di daerah," ujar Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Mochammad Afifuddin saat Update Pelaksanaan Pilkada Serentak 2024, Jumat (29/11/2024).

Ketua KPU RI Mochammad Afifuddin menambahkan, ada lima alasan mengapa Pilkada di suatu wilayah terpaksa dilakukan Pemungutan Suara Ulang, Susulan, dan Lanjutan.

Yaitu, akibat bencana alam, gangguan keamanan, kesalahan administrasi atau prosedur oleh KPPS, pemilih yang tidak terdaftar, dan adanya rekomendasi dari Bawaslu.

Total ada 287 TPS di 22 provinsi yang terpaksa dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU), Pemungutan Suara Lanjutan (PSL), dan Pemungutan Suara Susulan (PSS).

Antara lain di Aceh yakni satu PSU di Banda Aceh. Lalu di Banten dimana ada satu PSU di Tangerang Selatan. Dan di Jawa Barat dengan satu PSL di Kabupaten Karawang serta dua PSU di Kabupaten Sukabumi dan Bandung.

Baca juga:

KPU: Pilkada Serentak 2024, Enam Petugas KPPS Meninggal

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!