NASIONAL

Komnas Haji dan Umroh Prediksi Pansus Haji Tak Akan Efektif

"Ini pansus kalau tidak serius maka bisa berujung akan disebut oleh anak-anak generasi Z, akan menjadi pansos,"

AUTHOR / Astri Septiani

EDITOR / Rony Sitanggang

Pansus Haji
Kloter terakhir debarkasi Aceh tiba di Bandara Internasional Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar, Aceh, Senin (22/07/2024). (Antara/Khalis Surry)

KBR, Jakarta- Komnas Haji dan Umroh menyangsikan panitia khusus angket evaluasi pelaksanaan ibadah haji atau pansus haji bisa berjalan efektif dan menyelesaikan permasalahan haji. Ketua Komnas Mustolih Siradj,  juga mengkritik pansus yang semakin tidak terbuka setelah dibentuk dan disahkan di Paripurna DPR.

"Pansus yang seharusnya menjadi alat kelengkapan DPR untuk melakukan investigasi, melakukan pendalaman, membuktikan adanya dugaan-dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh pemerintah, ternyata saya menduga nanti akan antiklimaks. Kemudian rapat yang sifatnya seremonial karena kenapa? Karena mereka juga tidak punya data. Ini pansus kalau tidak serius maka bisa berujung akan disebut oleh anak-anak generasi Z, akan menjadi pansos," kata Mustolih kepada KBR, Jumat (26/07/24).

Ia menilai pansus tidak mempunyai data yang detail dan kuat serta tujuan yang terarah untuk bisa mengungkap dan menyelesaikan masalah. Terlebih kata dia saat ini DPR sedang reses, dan masa jabatan DPR akan segera berakhir.

Baca juga:

Ketua Komnas Haji dan Umroh Mustolih Siradj juga menyebut banyak anggota pansus yang tidak akan duduk di kursi DPR lagi tahun depan, sehingga ia semakin meyakini kerja Pansus tak akan efektif, bahkan diselimuti nuansa politis.

Ia mendesak, Pansus terbuka kepada masyarakat dan memastikan bisa mengungkap dan menyelesai masalah haji.

"Saya menyarankan ketika persidangannya harus resmi dan sidang-sidang harus disiarkan secara langsung dipublikasikan melalui kanal-kanal apa media, minimal ya melalui TV parlemen agar kita bisa melihat apa sih sesungguhnya," tambahnya

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!