NASIONAL

Kisruh Sepak Bola Putra PON 2024, Pengamat Dorong Jeratan Unsur Pidana

"Kalau kemudian ada indikasi pengaturan skor yang bersifat hukum pidana ya harus dieksekusi ke sana jadi kemudian tim investigasi ini bisa menjatuhkan hukuman," kata Akmal

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

EDITOR / Resky Novianto

PON
Wasit Eko Agus Sugiharto (kedua kanan) memberikan kartu kuning kepada pesepak bola Sulawesi Tengah di Banda Aceh, Sabtu (14/9/2024). Foto: ANTARA/Adeng Bustomi

KBR, Jakarta- Pengamat sepak bola, Akmal Marhali mendorong ada pembenahan di sektor wasit dan penegakkan regulasi. Menurut dia, PSSI perlu memberi sanksi berat baik bagi pemain maupun wasit termasuk jika ada temuan pengaturan skor.

Ini merespons insiden pemukulan wasit Eko Agus Sugih Harto oleh pemain Sulawesi Tengah, Muhammad Rizki Saputra dalam ajang sepak bola PON 2024 di Aceh-Sumatra Utara.

“Kalau kemudian ada indikasi pengaturan skor yang bersifat hukum pidana ya harus dieksekusi ke sana jadi kemudian tim investigasi ini bisa menjatuhkan hukuman dalam lingkup football family dan kemudian menyerahkannya mungkin ke kepolisian untuk diusut tuntas,” katanya kepada KBR, Selasa (17/9/2024).

Menurut Akmal, penegakkan regulasi dengan pemberian sanksi berat perlu agar kejadian serupa tidak terulang kembali bukan hanya di ajang PON namun di kompetisi lain seperti Liga 1 hingga Liga 3.

“Sehingga ke depan tidak terulang lagi kejadian semacam ini di sepak bola kita bukan cuman di PON lho, di sejumlah event-event turnamen-turnamen, yang diadakan Liga 1, Liga 2, Liga 3,” ujarnya.

Sebelumnya, Wasit Eko Agus Sugih Harto jatuh terkena pukulan dari seorang pemain tim provinsi Sulawesi Tengah, saat pertandingan di menit-menit akhir babak perempat final PON 2024, antara tim provinsi Sulawesi Tengah melawan tuan rumah tim Provinsi Aceh. Ia pun dievakuasi menggunakan ambulans ke rumah sakit.

Pemukulan itu diduga puncak kemarahan pemain tim provinsi Sulawesi Tengah, lantaran menganggap wasit Eko Agus berpihak pada tim tuan rumah. Di antaranya mengkartu merah dua pemain Sulteng hingga memberi hadiah penalti kontroversial ke tim Aceh.

Alhasil, tim Sulawesi Tengah memutuskan untuk tidak melanjutkan pertandingan, dan Aceh dinyatakan lolos ke babak semifinal.

PSSI pun segera membentuk sejumlah komite untuk mengusut kasus itu secara menyeluruh. Termasuk terhadap dugaan wasit melakukan pengaturan skor.

Anggota Komite Eksekutif PSSI Arya Sinulingga, mengatakan Ketua Umum PSSI secara cepat telah memerintahkan investigasi menyeluruh terkait insiden ini.

“Ada komite hukum, komite yudisial, komite banding, komite keamanan ini udah nyatu bahkan komdis (komite disiplin) ini akan nyatu langsung melakukan investigasi mengusut tidak hanya pertandingannya sampai siapa yang ada di belakang pertandingan itu, supaya bisa dketahui kejadian sebenarnya dan dilakukan penghukuman dan konsekuensi terhadap tindakan itu,” tuturnya.

Arya Sinulingga mengatakan, PSSI juga bakal mengirim wasit baru untuk bertugas di laga semifinal dan final PON XXI 2024, menggantikan wasit yang ditunjuk sebelumnya.

“Pak Erick juga sudah minta supaya pertandingan semifinal dan final di PON bisa berlangsung fair tidak lagi seperti kemarin yaitu dengan mengganti semua wasit yang ditugaskan kemarin dan hari ini sore sudah ditugaskan wasit-wasit terbaik dari Liga 1 dan Liga 2 untuk langsung memimpin pertandingan baik semifinal mauoun final di Aceh. Ini untuk menjaga muruah sepak bola Indonesia,” jelasnya.

Dalam keterangan resmi, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengatakan jika wasit dan pihak lain terbukti mengatur hasil pertandingan maka akan ada sanksi larangan berkecimpung di sepak bola seumur hidup.

Meski begitu, Erick menegaskan tak ada pembenaran bagi pemain untuk melakukan aksi pemukulan.

Baca juga:

- PON 2024 Bermasalah, DPR Minta Pemerintah Pusat Ambil Alih

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!