NASIONAL

Kepala dan Wakil Otorita IKN Mundur, Anggota DPR: Target Harus Realistis

Di samping tuntutan-tuntutan yang sangat besar kadang-kadang di luar bayangan kita, kita mampu atau enggak.

AUTHOR / Heru Haetami

EDITOR / Wahyu Setiawan

Kepala dan Wakil Otorita IKN Mundur, Anggota DPR: Target Harus Realistis
(Dari kanan) Kepala Otorita IKN Bambang Susantono dan Wakil Dhony Rahajoe saat konferensi pers di Kompleks Istana Negara, Jakarta, 28 November 2022. (Setpres)

KBR, Jakarta - Anggota DPR dari Fraksi PKB Daniel Johan mengaku terkejut dengan mundurnya Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe mundur dari kepala dan wakil Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN). Dia meminta mundurnya kedua pimpinan otorita IKN itu menjadi bahan evaluasi.

"Ya tentu ini kejutan ya buat kami semua. Tetapi ini menjadi catatan penting bagi seluruh pihak bahwa sebenarnya cukup banyak masalah-masalah yang ada di dalam proses IKN. Kami sempat mendengar banyak gaji yang belum turun, kami sempat mendengar protes-protes masyarakat adat yang belakangan ini semakin keras," ujar Daniel di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, (3/6/2024).

Daniel Johan juga meminta pemerintah mengevaluasi target pembangunan IKN agar lebih realistis.

"Di samping tuntutan-tuntutan yang sangat besar kadang-kadang di luar bayangan kita, kita mampu atau enggak. Ya seperti mengejar target-target untuk sampai 17-an Agustus misalkan ya, target-target pembangunan infrastruktur. Bahkan Pak Basuki pun sempat bicara kan bagaimana dia pindah kalau misalkan fasilitas dasar air belum ada." katanya.

Anggota Komisi bidang Lingkungan Hidup di DPR itu juga meminta pemerintah memberi ruang dan berkomunikasi dengan seluruh pihak yang terdampak pembangunan IKN.

"Sehingga ini menjadi catatan penting, sekaligus duduk semua yang terlibat benar-benar bukan menimbang, menilai kembali target-target yang relevan dan sesuai dengan kemampuan tuh seperti apa," ujar Johan.

Bambang dan Dhony mundur dari pucuk pimpinan Otorita IKN menjelang peringatan kemerdekaan Indonesia. Sebelumnya, Presiden Jokowi ingin upacara kemerdekaan digelar di IKN.

Sementara itu Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengeklaim tak tahu alasan keduanya mundur. Dia berdalih, Bambang dan Dhony tidak menyampaikan alasan mereka mundur dari pimpinan megaproyek senilai Rp466 triliun tersebut.

Baca juga:

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!