BERITA

Kenaikan Pemudik Kereta Api di Cirebon Meningkat 200 Persen

"Kami perkirakan puncak arus mudik di Stasiun Cirebon akan terjadi pada hari ini dan besok Sabtu 02 Juli 2016,"

AUTHOR / Frans Mokalu

Kenaikan Pemudik Kereta Api di Cirebon Meningkat 200 Persen
Kedatangan pemudik di stasiun Cirebon, Jawa Barat. (Foto: KBR/Frans M.)

KBR, Cirebon- Memasuki H-5 Lebaran Jumat 01 Juli 2016, Stasiun Cirebon dipadati pemudik. Peningkatan kedatangan para pemudik di Stasiun Cirebon terjadi sejak Rabu 29 Juli 2016. Menurut Vice President PT Kereta Api Daerah Operasional 3 (Daop) Cirebon, Suparno, sejak dua hari lalu lonjakan penumpang  yang datang hingga Jumat  mencapai lebih dari 5 ribu penumpang.

“Peningkatan jumlah penumpang yang turun di Stasiun Cirebon sudah sangat terlihat sejak dua hari kemarin,” kata Vice President PT Kereta Api Daerah Operasional 3 (Daop) Cirebon, Suparno , Jum’at (01/07/2016).

Juru Bicara  Daop 3 Cirebon, Eko S Mulyanto menambahkan, jumlah penumpang yang turun di Stasiun Cirebon mengalami kenaikan sebesar 103 persen dibandingkan saat arus mudik tahun sebelumnya.

"Hingga Jumat ini pukul 10.00 WIB, sudah ada sekitar 3.169 penumpang yang turun di Stasiun Cirebon. Jumlah tersebut naik 200 persen dibandingkan dengan hari-hari biasanya," imbuhnya.

KAI memprediksi, jumlah pemudik yang turun di Stasiun Cirebon akan terus mengalami peningkatan hingga malam nanti, yang berjumlah sekitar 8.000 orang.

“Kalau hari biasa, hanya ada sekitar 1000 penumpang yang turun di Stasiun Cirebon,” ujarnya.

Jika kedatangan penumpang mengalami lonjakan yang cukup tajam, tidak demikian dengan jumlah penumpang yang naik dari Stasiun Cirebon. Karena menurut Eko, penumpang yang naik dari Stasiun Cirebon mengalami penurunan.

"Kami perkirakan puncak arus mudik di Stasiun Cirebon akan terjadi pada hari ini dan besok Sabtu 02 Juli 2016," kata Eko.

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!