BERITA

Kementan Sebut Produksi Cabai Rawit di Januari Surplus

Direktur Jenderal Holtikultura Kementerian Pertanian, Spudnik Sujono, memastikan produksi cabai rawit selama Januari surplus.

AUTHOR / Eko Widianto

Kementan Sebut Produksi Cabai Rawit di Januari Surplus
Seorang petani menunjukan hasil panen cabai di lahan pertanian Kalitengah, Wedi, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (10/1). Foto: ANTARA


KBR, Malang - Direktur Jenderal Holtikultura Kementerian Pertanian, Spudnik Sujono, memastikan produksi cabai rawit selama Januari surplus. Kata dia, perkiraan produksi cabai rawit mencapai 73 ribu ton, melebih konsumsi sebesar 68 ribu ton. Sehingga seharusnya harga cabai rawit segera stabil.

Dia menganggap, tak masuk akal harga cabai rawit menembus Rp 140 ribu per kilogram. Keuntungan petani dan tengkulah terlalu tinggi. Sedangkan masyarakat tak bisa menjangkau dengan harga yang terus melangit. Untuk itu, Kementerian Pertanian tengah membuat strategi untuk mengendalikan harga. Petani untung dan pembeli tak keberatan.


"Kenaikan kali ini tak lazim. Belum pernah harga cabai seperti ini. Kalau di bawah 100 ribu masih paham, ini sudah di atas 100 ribu. Jadi secara prisokologi meresahkan," kata Direktur Jenderal Holtikultura Kementerian Pertanian, Spudnik Sujono, Rabu (11/1/2017).


Baca juga:

Rawit Merah Melambung, Jokowi: Beli Cabai Merah atau Hijau

Harga Cabai Meroket, APPSI Minta Pemerintah Atasi Pasokan


Menurutnya, sesuai Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) konsumsi cabai rawit secara nasional per kapita per tahun sekitar 1,26 kilogram. Sedangkan sebulan sekitar 0,05 kilogram, dan per hari 35 gram per kapita. Masyarakat diminta tak panik. Serta mengganti cabai rawit dengan cabai merah atau cabai keriting yang lebih murah. Di tingkat petani harganya sekitar Rp 20 ribu


Sujono bersama petani Pruworejo, Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur cabai rawit untuk mengendalikan harga di pasaran. Total sebanyak dua ton cabai rawit dari petani di Malang akan dipasok ke Jakarta.


Sebelumnya Pemerintah  mengklaim harga cabai pada pekan ini mulai turun. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita  mengatakan, harga cabai yang paling tinggi terjadi pada jenis cabai rawit merah. Meski begitu, dia mengklaim harga tertinggi cabai rawit merah  Rp 120 ribu  terjadi di beberapa daerah saja, seperti di Pulau Kalimantan.


"Harga cabai merah besar Rp 38 ribu, cabai merah keriting rata-rata sekitar 39 ribu sampai 40 ribu. Yang jadi soal adalah cabai rawit merah. Jadi dari empat jenis cabai, secara garis besar hanya satu yang memang mengalami kenaikan, tetapi di beberapa daerah sudah mulai kembali turun," kata Enggartiasto di kantornya, Senin (09/01/17).


Enggartiasto mengatakan, harga cabai rawit merah di beberapa daerah sudah mengalami penurunan. Menurutnya, itu terjadi pasca-penugasan pemerataan distribusi cabai kepada perusahaan BUMN, PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (PII) pekan lalu.


Kata enggartiato, PT. PPI sudah mulai mendistribusikan cabai ke beberapa daerah yang pasokannya tipis agar harga menurun. Kata dia, cabai yang didistribusikan itu berasal dari daerah yang mengalami surplus produksi, seperti Gorontalo.





Editor: Quinawaty

 

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!