NASIONAL

Kemenkes: Industri Farmasi Lebih Suka Pakai Bahan Baku Impor

Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana industri farmasi kita yang jumlahnya 200 lebih tadi mau menggunakan bahan baku itu atau lokal.

AUTHOR / Shafira Aurel

EDITOR / Wahyu Setiawan

Gagal Menang, Puluhan Anggota Timses Caleg di Kabupaten Cirebon Alami Depresi
Pekerja melintasi obat-obatan yang dijual di Pasar Pramuka, Jakarta, Selasa (7/5/2024). ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso

KBR, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menyebut industri farmasi tanah air lebih suka menggunkakan bahan baku impor untuk memproduksi obat-obatan. Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Lucia Rizka Andalusia mengatakan kondisi itu bisa menjadi masalah serius.

Dia khawatir Indonesia tidak akan mampu memproduksi obat-obatan secara mandiri jika terus bergantung bahan baku impor. Padahal menurutnya, bahan baku lokal tak kalah bagus untuk digunakan.

"Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana industri farmasi kita yang jumlahnya 200 lebih tadi mau menggunakan bahan baku itu atau lokal. Karena sebagaimana biasa selalu dikatakan produk impor lebih murah kadang-kadang daripada produk lokal. Atau (memang) mereka yang tidak mau mengganti bahan bakunya," ujar Lucia dalam rapat kerja bersama DPR, Senin (24/6/2024).

Baca juga:

Lucia mengatakan Kemenkes tengah memfasilitasi change source atau pergantian sumber bahan baku impor dengan bahan baku obat produksi dalam negeri untuk industri farmasi.

"Sehingga roadmap kami ke depan adalah kami melakukan mapping terkait dengan kebutuhan obat-obatan dalam pelayanan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)," jelasnya.

Dia menuturkan, fasilitas ini ditujukan untuk meningkatkan penggunaan bahan baku obat produksi dalam negeri, menurunkan angka impor bahan baku obat, dan meningkatkan jumlah produk obat dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih dari 52 persen.

Sejauh ini, beberapa jenis obat yang sudah mulai menggunakan bahan baku lokal antara lain atorvastatin, clopidogrel, amlodipin, candesartan, azitromisin, dan bisoprov.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!