NASIONAL

Kematian Rabies Meningkat, Pemerintah Diminta Gencarkan Vaksin

"2023 NTT menyumbang kasus kematian rabies tertinggi di Indonesia,"

AUTHOR / Shafira Aurel

ANJING
Polisi mengecek kondisi anjing yang diselamatkan dari kasus penyelundupan di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (10/1/2024). (FOTO: ANTARA/Makna Zaezar)

KBR, Jakarta- Pemerhati rabies mencatat kasus kematian akibat rabies mencapai 145 orang sepanjang tahun 2023.

Sekretaris Komite Rabies Flores-Lembata, Dokter Asep Purnama mengatakan, jumlah itu meningkat cukup tinggi ketimbang tahun sebelumnya yang mencapai 100 kasus kematian. Menurutnya, lonjakan kasus kematian itu disebabkan lemahnya upaya pemerintah dalam menggencarkan vaksin rabies.

"Bahwa kasus kita ini naik tajam sekali karena pandemi ya. Jadi ini lihat cakupan kemarin vaksinasinya kepada anjing rendah, akibatnya KLB. 2023 NTT menyumbang kasus kematian rabies tertinggi di Indonesia 35 lompatannya ya. Situasi di NTT ini sama dengan situasi nasional. Kan nasional kita juga melompat jadi 145 orang kematian," ujar Asep, dalam Sosialisasi Tatalaksana Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR), Rabu (17/1/2024).

Sekretaris Komite Rabies Flores-Lembata, Dokter Asep Purnama mengimbau masyarakat sebisa mungkin menghindari kontak dengan hewan penular rabies, terutama anjing liar.

Baca juga:

Perdagangan Anjing

Satuan reserse dan kriminal (Satreskrim) Polrestabes Semarang, Jawa Tengah mengungkap kasus perdagangan dan penyiksaan terhadap 226 ekor anjing. Kasatreskrim Polrestabes Semarang, Andika Dharma Sena mengatakan, berdasarkan hasil dari uji laboratorium sempel yang dikirim, anjing-anjing yang dikirim dari Jawa Barat itu positif virus cacing, parvo dan rabies.

“Kami sudah mengirimkan sempel satu ekor anjing yang mati pada waktu evakuasi ke Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta dengan hasil satu ekor dinyatakan positif rabies,” Ujar Andika dikutip dari laman resmi Polri, Selasa, (16/1/2024).

Satreskrim Polrestabes Semarang berkoordinasi dengan Dinas Peternakan setempat terkait rencana pemindahan selter penampungan ratusan anjing tersebut. Andika memastikan, saat ini kondisi anjing-anjing itu masih di selter di jalan Kompol Maksu Semarang.

“Lokasi penampungan yang jadi alternatif untuk evakuasi ratusan ekor anjing tersebut adalah salah satu shelter yang berada di Bogor, Jawa Barat, dan kami sudah cek terkait perizinannya,” Ujarnya.

“Namun saat ini belum bisa dipindahkan dikarenakan masih menunggu dari masa karantina, soalnya terkait SOP karantina 14 hari terhitung dari diamankanya anjing-anjing tersebut.” tambahnya

Kata Andika, prosedur itu dilaksanakan sebagai upaya Kepolisian untuk menjaga Jawa Tengah terbebas dari penyebaran rabies.

Editor: Muthia Kusuma

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!