NASIONAL

Keluarga Korban Penculikan 98 Sebut Pertemuan dengan Elit Gerindra Bentuk Pembungkaman

"Karena sampai saat ini menurut saya Prabowo masih terganggu oleh isu-isu hak asasi manusia. Yang mana itu memang tanggung jawab dia,”

AUTHOR / Shafira Aurel

EDITOR / Rony Sitanggang

Korban penculikan 97-98
Silaturahmi elit Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan Habiburokhman dengan keluarga orang hilang 98 dan aktivis 98, Minggu (4/8/2024). (Doc)

KBR, Jakarta- Keluarga aktivis korban penculikan 1998 menilai pertemuan dengan petinggi Gerindra pada Minggu (4/8/2024)   merupakan suatu bentuk pembungkaman kepada korban HAM. Adik Kandung aktivis Wiji Thukul, Wahyu Susilo mengatakan pertemuan tersebut adalah jebakan terhadap keluarga korban dan aktivis. Sebab, para pihak yang hadir tidak diinformasikan agenda sebenarnya dari pertemuan itu.

Ia juga menyebut pertemuan petinggi Gerindra dengan keluarga korban HAM bukan bertujuan untuk mempererat silaturahmi ataupun penyamaan visi.

Wiji Thukul merupakan seorang aktivis penyair yang jadi korban penghilangan paksa 1997-1998.

“Saya kira cara-cara ini adalah cara-cara untuk membungkam korban, baik secara persuasi kalau bisa persuasi artinya dengan suap atau yang lain. Kemudian kalau enggak bisa juga dengan cara represi. Karena sampai saat ini menurut saya Prabowo masih terganggu oleh isu-isu hak asasi manusia. Yang mana itu memang tanggung jawab dia,” ujar Wahyu dalam konferensi pers, Rabu (7/8/2024).

Adik Kandung aktivis Wiji Thukul, Wahyu Susilo menambahkan para keluarga atau   korban yang hadir dalam pertemuan dengan petinggi partai Gerindra sempat tidak bisa dihubungi selama beberapa hari. Hal ini kata dia menjadi kekhawatiran agar para korban diam dan tidak bisa menuntut keadilan.

"Saya ingin menegaskan bahwa ada relasi kuasa yang timpang dalam kasus ini. Jadi kita tidak menganggap bahwa pertemuan kemarin adalah pertemuan yang setara. Misalnya, yang dialami oleh keponakan saya 3 hari dia tidak bisa dihubungi. WA tidak dijawab, kemudian adiknya juga tidak bisa menghubungi dia. Saya kira itu kejahatan yang dilakukan oleh makelar-makelar politik," ucapnya.

Baca juga:

Sebelumnya, dua elite Partai Gerindra, yaitu Ketua Harian Sufmi Dasco Ahmad dan Wakil Ketua Umum Habiburokhman, menemui sejumlah aktivis dan keluarga korban 98. Pertemuan itu dilakukan pada Minggu, 4 Agustus 2024.

Dasco menyebut pertemuan itu bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi. Ia mengklaim pertemuan itu juga telah menyepakati upaya untuk kemajuan Indonesia. Dia ingin melakukan sinkronisasi-sinkronisasi dalam rangka menyamakan visi ke depan.

Dasco menegaskan tidak ada pembicaraan politik dalam pertemuan tersebut.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!