NASIONAL

Kekhawatiran Dibalik Euforia Naturalisasi Pemain Timnas Sepak Bola

kita ambil jalan pintas melupakan pembinaan

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

EDITOR / Muthia Kusuma

Timnas
Aksi koreografi suporter Timnas Indonesia pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di SUGBK, Jakarta, Selasa (10/9/2024). FOTO: ANTARA/Aditya

KBR, Jakarta- DPR RI telah membuka pintu bagi dua pemain sepak bola, Eliano Johannes Reijnders dan Mees Victor Hilgers untuk memperkuat Timnas Indonesia. Persetujuan ini disampaikan Wakil Ketua DPR RI, Lodewijk F. Paulus dalam Rapat Paripurna DPR RI hari ini.

“Telah menerima surat-surat dari presiden Republik Indonesia yaitu Surat Nomor R47 dan Surat Nomor R48 tanggal 11 September 2024 perihal permohonan pertimbangan pemberian kewarganegaraan Republik Indonesia atas nama saudara Eliano Johannes Reijnders dan saudara Mees Victor Joseph Hilgers,” ucapnya.

Sementara itu, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Supratman Andi Agtas mengatakan proses naturalisasi merupakan bentuk dukungan pemerintah kepada timnas sepak bola Indonesia agar lolos ke Piala Dunia 2026.

“Mudah-mudahan dengan dukungan yang diberikan Kementerian Hukum dan HAM terutama terkait dengan naturalisasi ini akan bisa memberikan kontribusi nyata dalam upaya kita mengangkat dan meloloskan timnas kita di Piala Dunia 2026 yang akan datang,” ucap Supratman dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Kamis (19/9/2024).

Menkumham, Supratman Andi Agtas berharap dukungan yang diberikan ke timnas bisa mengangkat prestasi dan meningkatkan ranking FIFA Indonesia.

“Pemerintah khususnya dari Kementerian Hukum dan HAM akan terus memberikan dukungan bagi kemajuan olahraga kita di Indonesia,” katanya.

Kekhawatiran 

Meski begitu, di balik euforia penambahan skuad Garuda tersebut, muncul kekhawatiran mengenai dampak jangka panjang naturalisasi terhadap perkembangan sepak bola nasional. Anggota Komisi bidang Olahraga DPR RI Fraksi Partai Golkar, Adrianus Asia Sidot mengingatkan agar tetap dilakukan program pembinaan pemain sepak bola lokal, meski ada naturalisasi pemain asing. Tujuannya, agar Timnas Indonesia tidak hanya bergantung pada pemain naturalisasi.

“Tetap harus ada program pembinaan jadi kekuatan sepak bola Indonesia tidak hanya bergantung pada pemain-pemain naturalisasi tapi juga pemain-pemain lokal dengan terus mencari talenta-talenta dari seluruh Indonesia,” ucapnya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (17/9/2024).

Anggota Komisi Olahraga DPR RI Adrianus Asia Sidot juga mengungkapkan keprihatinannya. Menurutnya, jumlah pemuda di Indonesia mencapai puluhan juta, namun pemerintah sulit menemukan talenta terbaik untuk membela timnas.

"Pembinaan pemain lokal harus tetap menjadi prioritas agar kita tidak terus-menerus bergantung pada pemain asing," pungkasnya.

Baca juga:

Hal senada disampaikan Pengamat sepak bola, Akmal Marhali. Menurutnya, naturalisasi harus dilakukan dengan bijak dan disertai dengan program pembinaan yang komprehensif.

Menurutnya, kebijakan naturalisasi pemain timnas perlu dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengabaikan pembinaan pemain lokal.

"Jangan sampai ini jadi jalan pintas sehingga PSSI melupakan pembinaan, ini jangan sampai terjadi, kalau ini dilakukan masif tanpa batasan dan jangka waktu tertentu ini dikhawatirkan (timnas) kita seperti sebuah klub sepak bola, dengan membeli pemain dari luar semua tanpa mempedulikan pembinaan ekosistem sepakbolanya di dalam negeri," ucap Akmal kepada KBR, Rabu, (18/9/2024).

Selain itu, Akmal juga menyoroti pentingnya pembenahan kompetisi domestik dan pengembangan filosofi sepak bola Indonesia. Akmal mengakui naturalisasi pemain asing dapat menjadi solusi jangka pendek untuk meningkatkan prestasi timnas. Namun, jika tidak diimbangi dengan pembinaan pemain lokal yang serius, maka langkah ini hanya akan menjadi solusi sementara.

“Itu juga harus dimasifkan oleh PSSI lewat Asprov, Askot, Askab, harus gencar pembinaan usia muda karena bakat-bakat kita sejatinya sangat luar biasa banyaknya. Nah ini yang luput karena kita ambil jalan pintas melupakan pembinaan kemudian menarik-narik pemain-pemain yang sebenarnya sudah matang dan jadi di luar,” katanya.

Meski begitu, Akmal juga mempertanyakan efektivitas naturalisasi pemain timnas sepak bola Indonesia.

“Permasalahannya adalah apakah jalur pintas ini benar-benar berguna buat timnas Indonesia? Yang pasti sejauh ini vibes-nya sedang positif karena kita lagi bersaing di Kualifikasi Piala Dunia 2026 babak ketiga zona Asia, tapi permasalahannya ini akan muncul bila tidak diringi prestasi yang nyata misalnya trofi,” pungkasnya.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!