NASIONAL

Kejagung Kirim Lima Jaksa Ikut Seleksi Capim KPK

"Telah memberikan persetujuan kepada lima orang putra terbaik yang akan diikutsertakan di dalam kontestasi pemilihan calon pimpinan KPK"

AUTHOR / Heru Haetami

EDITOR / Rony Sitanggang

Seleksi capim KPK
Aksi simbolik penutupan logo KPK di+ gedung Merah Putih menolak capim terindikasi langgar etik dan tolak revisi UU KPK Jakarta Minggu (08/09/19). (Antara)

KBR, Jakarta - Kejaksaan Agung (Kejagung) mengirimkan lima jaksa untuk mengikuti seleksi calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024-2029. Juru Bicara Kejagung Harli Siregar mengatakan, lima jaksa yang mendaftar itu telah melewati evaluasi dan pertimbangan pimpinan kejaksaan.

"Bahwa dari Kejaksaan setelah pimpinan melakukan evaluasi dan penilaian serta pertimbangan, telah memberikan persetujuan kepada lima orang putra terbaik yang akan diikutsertakan di dalam kontestasi pemilihan calon pimpinan KPK 2024-2029," kata Harli di Kantor Kejaksaan Agung, Selasa, (16/7/2024).

Harli Siregar menyebut, kelima jaksa itu yakni Plt Deputi III Kemenko Polhukam Sugeng Purnomo, Sekjen Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Andi Herman. Kemudian, Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar, Kajati Bali Ketut Sumedana, dan eks Direktur Penuntutan KPK Fitroh Rohcahyanto.

Baca juga:


Panitia Seleksi (Pansel) capim KPK resmi menutup pendaftaran capim dan dewan pengawas KPK, Senin (15/07/2024).

Wakil Ketua Pansel KPK Arif Satria mengatakan, hingga batas akhir penutupan pendaftaran, tercatat ada lebih 400-an capim KPK yang mendaftar.

“468 pendaftar capim KPK, 280 orang laki-laki 261 dan 19 perempuan jumlah pendaftar calon Dewas KPK sebanyak 188 orang dengan komposisi 167 laki-laki dan 21 perempuan,” kata Arif.

Arif menambahkan, latar belakang pendaftar beragam. Diantaranya ASN, akademisi, aparat hukum, lembaga negara, swasta, dan juga dari kelompok sipil.

Nantinya, akan dijaring nama terpilih untuk memimpin KPK dan Dewas periode 2024-2029.

 

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!