NASIONAL

Jokowi: Tak Ada yang Bisa Hentikan Hilirisasi RI

"Siapa pun, negara mana pun, organisasi internasional apa pun, saya kira enggak bisa menghentikan keinginan kita untuk industrialisasi."

AUTHOR / Astri Septiani

hilirisasi
Foto udara smelter nikel milik PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023). (Foto: ANTARA/Jojon/Spt)

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo menegaskan Indonesia tidak akan menghentikan program hilirisasi industri terhadap bahan-bahan mineral.

Ia mengatakan setelah pemerintah memutuskan menghentikan ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah, kebijakan serupa juga akan diberlakukan untuk bahan mineral lainnya seperti tembaga dan bauksit.

"Hilirisasi tidak akan berhenti. Hilirisasi setelah nikel stop, kemudian masuk ke tembaga, ke copper, nanti masuk lagi ke bauksit, dan seterusnya. Siapa pun, negara mana pun, organisasi internasional apa pun, saya kira enggak bisa menghentikan keinginan kita untuk industrialisasi. Untuk hilirisasi dari ekspor barang mentah ke barang setengah jadi atau barang jadi. Karena kita ingin nilai tambah ada di dalam negeri," kata Jokowi dalam keterangannya, di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta, Kamis, (10/8/23).

Presiden Jokowi mengatakan saat nikel diekspor dalam bentuk bijih atau bahan mentah, nilai yang diperoleh negara hanya sekitar Rp17 triliun. Namun, setelah dilakukan hilirisasi dan industrialisasi terhadap produk nikel tersebut, nilainya melonjak menjadi Rp510 triliun.

Menurut Jokowi, dengan capaian tersebut secara otomatis juga meningkatkan pendapatan negara melalui pajak.

"Bayangkan saja. Kita negara itu hanya mengambil pajak. Mengambil pajak dari Rp17 triliun sama mengambil pajak dari Rp510 triliun, gede mana? Karena dari situ, dari hilirisasi kita bisa mendapatkan PPn, PPh Badan, PPh Karyawan, PPh Perusahaan, royalti, bea ekspor, penerimaan negara bukan pajak. Semuanya ada di situ. Coba dihitung saja dari Rp17 triliun sama yang Rp510 triliun gede mana," kata Jokowi.

Baca juga:


Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!