NASIONAL

Jokowi: Investor Enggak Akan Datang Kalau Infrastruktur Kita Jelek

Efisiensi biaya logistik ini sangat penting sehingga akan memengaruhi daya saing investasi negara kita. Enggak akan mungkin investor datang kalau infrastruktur kita jelek.

AUTHOR / Astri Septiani

Kereta cepat
Presiden Jokowi (kanan) dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat silaturahim penggiat infrastruktur di Istana Negara, Senin (4/12/23). ANTARA/Hafidz Mubarak

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo menyebut investor tidak akan datang ke Indonesia jika infrastruktur dalam negeri buruk. Jokowi menegaskan pentingnya pembangunan infrastruktur bagi negara sebesar Indonesia.

Ia mengatakan, infrastruktur memiliki beragam fungsi dan manfaat, mulai dari efisiensi biaya logistik hingga sebagai pemersatu bangsa.

Jokowi menyebut, kehadiran infrastruktur dapat membuat biaya logistik lebih efisien sehingga akan meningkatkan daya saing Indonesia dalam berkompetisi dengan negara lain.

"Efisiensi biaya logistik ini sangat penting sehingga akan memengaruhi daya saing investasi negara kita. Enggak akan mungkin investor datang kalau infrastruktur kita jelek. Mau ke sebuah pulau enggak bisa karena enggak ada airport, mau ke sebuah pulau enggak bisa karena enggak ada seaport, mau ke sebuah pulau enggak bisa karena enggak ada jalan," kata Jokowi saat bertemu penggiat infrastruktur dalam rangka Hari Bakti PU ke-78 di Istana Negara, Jakarta, Senin (4/12/2023).

Jokowi mengeklaim pemerintah telah membangun beragam infrastruktur berupa konektivitas jalan hingga infrastruktur pelayanan masyarakat.

Jokowi yakin pembangunan infrastruktur dapat menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru. Selain itu, infrastruktur juga memiliki fungsi untuk konektivitas sosial dan budaya.

Baca juga:

Kepala negara mengeklaim pembangunan infrastruktur secara besar-besaran sejak 2014 membuat daya saing Indonesia meningkat.

Dalam IMD Global Competitiveness Index bidang infrastruktur, peringkat Indonesia meningkat dari 54 pada tahun 2014 mejadi 51 pada tahun ini.

Kenaikan tersebut kata dia, karena Indonesia membangun sejumlah infrastruktur antara lain 42 bendungan, irigasi untuk 1,2 juta hektare lahan, jalan tol sepanjang 2.143 kilometer, jalan nasional sepanjang 5.700 kilometer, rumah sejumlah 8,2 juta melalui Program Sejuta Rumah, hingga pos lintas batas negara (PLBN) di sejumlah daerah.

"Tetapi kalau kita bandingkan dengan jalan tol yang ada di Tiongkok, kita ini total berarti hampir 3 ribu kurang dikit, 3 ribu kilometer. Jalan tol di RRT berapa Pak Menteri (PUPR), ada yang tahu? 190 ribu kilometer. Bendungan kita ini total hampir 300 bendungan, di Korea 20 ribu bendungan, di RRT seingat saya 98 ribu bendungan. Jadi masih jauh, masih perlu kerja keras, meskipun ya kita melakukan sebuah lompatan," tambahnya.

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!