NASIONAL

Jokowi: 70% Penduduk Indonesia Akan Tinggal di Perkotaan pada 2045

Oleh sebab itu sudah sering saya sampaikan, rencana kota secara detail harus dimiliki setiap kota di Indonesia.

AUTHOR / Astri Septiani

EDITOR / Wahyu Setiawan

Jokowi: 70% Penduduk Indonesia Akan Tinggal di Perkotaan pada 2045
Presiden Jokowi (kanan) saat mengunjungi Pasar Lawang Agung, Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan, Kamis (30/5/2024). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo memperkirakan 70 persen penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan pada 2045. Untuk itu, dia menekankan pentingnya persiapan kota-kota dalam menghadapi lonjakan penduduk.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) XVII Tahun 2024 yang digelar di Balikpapan Sport and Convention Center, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.

"Kalau dunia di tahun 2050? 80 persen penduduk dunia akan di perkotaan. Apa yang akan terjadi? Beban kota akan menjadi sangat berat. Oleh sebab itu sudah sering saya sampaikan, rencana kota secara detail harus dimiliki setiap kota di Indonesia," kata Jokowi, Selasa (4/6/2024).

Jokowi mengatakan, rencana detail kota perlu disiapkan agar fenomena maraknya tunawisma tidak terjadi di Indonesia.

Dia menyebut fenomena itu banyak melanda kota-kota di Eropa atau Amerika. Kata dia, kota-kota itu menjadi mencekam akibat tingginya tingkat pengangguran dan jumlah orang yang menjadi tunawisma.

Jokowi mengatakan pemerintah ingin menjadikan kota-kota di Indonesia sebagai kota masa depan yang nyaman, layak huni, dan dicintai oleh penduduknya.

Namun Jokowi mengingatkan tantangan besar seperti kemacetan sudah mulai dirasakan di beberapa kota besar di tanah air. Oleh sebab itu, ia menekankan pentingnya mempersiapkan transportasi massal di setiap kota di Indonesia.

Baca juga:

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!