Article Image

NASIONAL

Jeli Pilah Pilih Saham IPO

"Bursa saham makin ramai setelah emiten perusahaan kakap mulai melantai. Sebelum beli perlu jeli memilih saham IPO mana yang bisa dikoleksi. "

KBR, Jakarta - Sejak awal 2023, ramai perusahaan-perusahaan melakukan penawaran publik atau IPO di bursa saham. Belasan emiten kakap dari sektor komoditi, FnB, sampai rumah produksi pun sudah go public. Kenapa sih pada ngantre IPO?

Menurut pegiat IPO, Sudarsan Glory, pemberlakuan auto rejection bawah (ARB) simterislah yang jadi pemicu utama. Para emiten memanfaatkan momentum sebelum ARB simetris balik normal di September mendatang. 

“Karena kalau sudah dimulai, pasti risikonya kan makin gede. Jadi itu akan menurunkan minat investor untuk masuk saham IPO,” ujar Sudarsan saat Instagram live Uang Bicara (27/7).

Bagi yang berminat membeli saham IPO, wajib memelajari prospektus saham. Informasi krusial yang perlu diketahui di antaranya adalah sektor perusahaan, jumlah perolehan dana IPO, dan tujuan penggunaan dana.

“Nah, sisanya lihat data pendukung kayak underwriter-nya berapa, terus nanti kita lihat nih porsi fixed allotment sama pooling-nya berapa,” papar pria yang akrab disapa Sansan itu.

Baca juga:

Taktik Keluar dari Saham Nyangkut

Maksimalkan Cuan Dividen untuk Investasi Jangka Panjang

Sudarsan Glory menyarankan pembeli saham IPO harus memerhatikan underwriter yang membantu perusahaan melantai di bursa. (Foto: Dok Pribadi)

Sebelum beli saham IPO, cek juga latar belakang pemilik perusahaan. Jangan sampai emiten yang akan dibeli ternyata tersangkut kasus hukum. Cuanmu jadi taruhannya lho!

“Paling bahaya itu kalau sahamnya sampai di-suspend, terus delisting. Itu paling bahaya karena kita 100% hilang duitnya,” kata Sudarsan.

Nggak sedikit beli saham IPO buat ajang icip-icip. Kalau salah analisis atau timing masuknya, bisa boncos kena banting ARB berjilid-jilid. Nyangkut deh!

“Tapi kalau nyangkutnya di perusahaan yang bagus dan kita tahu fundamentalnya bagus, kita bisa keep dulu,” ujarnya.

Nggak setiap saham IPO perlu dibeli kok, sebab perusahaan yang go public pasti akan muncul setiap tahunnya. So, kamu tidak perlu FOMO dan terlalu ambis nyerok cuan yang besar. Dikit-dikit saja dulu, nanti pasti jadi bukit. 

Jangan ragu cutloss kalau memang analisismu ternyata keliru. Belajar lagi, kemudian terapkan di trading berikutnya.  

“Nah, itu yang aku tanamkan pada diri aku harus bisa bersyukur. Kalau misalnya emang dia naik lagi, ya udah rezekinya sampai di situ aja. Kita cari lagi, rezeki lain,” pungkas Sudarsan.

Dengarkan Uang Bicara episode Jeli Pilah Pilih Saham IPO bersama pegiat IPO, Sudarsan Glory di KBR Prime, Spotify, Apple Podcast, dan platform mendengarkan podcast lainnya.