Article Image

NASIONAL

Maksimalkan Cuan Dividen untuk Investasi Jangka Panjang

"Dividen menjadi instrumen penghitung valuasi saham"

KBR, Jakarta - Dividen sering diincar sebagai salah satu sumber passive income. Nah, bagi yang jeli meracik strateginya, dividen bisa dimaksimalkan lho biar cuannya berlipat. Itu yang dilakukan investor saham yang juga Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Hedi Sasrawan dengan dividend investing.

Lewat metode ini, Hedi lebih mudah dalam menentukan momen tepat untuk membeli atau menjual saham. Selain itu, dividend investing juga bisa mencegah kerugian akibat memegang saham terlalu lama.

“Mungkin kita akan menunggu selama 5 tahun, sedangkan inflasi terjadi misalnya 2% per tahunnya, Berarti kan 5 tahun kemudian kita harus minimal mendapat gain 10% hanya untuk impas dari inflasi. Dividen inilah sebagai solusi untuk menutup kerugian dari inflasi tersebut,” kata Hedi.

Hedi melakukan analisis mendalam terhadap 850-an emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skrining awal dilakukan dengan mengecek sejumlah data.

“Saya menggunakan bantuan aplikasi penyedia data emiten. Di sana saya hanya mengecek kinerjanya secara sekilas. Apakah dia membagikan dividen dan apakah konsisten? Saya juga memastikan beberapa risiko lain, misalnya rasio kepemilikan publik minimal 7,5%,” ujar dia.

Hedi menyarankan untuk melakukan analisis sendiri ketimbang berkiblat pada media maupun influencer. Apalagi, dibutuhkan elaborasi mendalam terhadap kinerja perusahaan setidaknya 10 tahun terakhir.

“Bahkan ada beberapa emiten yang saya miliki datanya dari tahun '90-an. Jadi saya bisa melihat secara historis kinerjanya, apakah berkelanjutan, atau cuma baru-baru ini aja kinerjanya bagus?” tutur Hedi.

Baca juga:

Saham-Saham Potensial di Paruh Kedua 2023

Cicip Cuan Saham dengan Teknik Scalping

Hedi Sasrawan menyebut perlu strategi khusus ketika menganalisis saham-saham cyclical dengan pendekatan dividend investing. (Foto: dok pribadi)

Emiten yang menarik dikoleksi, setidaknya mesti punya besaran dividend yield 3% dengan kinerja konsisten.

“Pastikan juga dividend payout ratio-nya memang berkelanjutan, nggak naik, nggak turun. Kinerjanya sekian, maka dividennya juga akan sekian, sehingga kita bisa mengestimasi dividen berikutnya itu akan berapa,”

Untuk memitigasi risiko, investor dianjurkan melakukan diversifikasi paling tidak ke 10-20 saham. Ada saham yang Hedi hold selama lima tahun, tetapi ada juga yang hanya satu tahun.

“Emiten yang paling bagus dividennya kebanyakan di second liner, jadi harga sahamnya memang kadang naik, kadang turun. Biasanya satu tahun saya hold, sampai dia mengalami kenaikan harga yang tidak wajar,” tutur Hedi.

Dengarkan elaborasi menarik tentang dividend investing bersama investor saham sekaligus dosen Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Hedi Sasrawan di Uang Bicara episode Maksimalkan Cuan Dividen untuk Investasi Jangka Panjang di KBR Prime, Spotify, Apple Podcast, dan platform mendengarkan podcast lainnya.