Article Image

NASIONAL

Investasi Tetap Cuan saat Rupiah Melemah

"Depresiasi rupiah diprediksi bakal sampai akhir tahun. Perlu strategi pilah pilih instrumen investasi saat rupiah melemah"

KBR, Jakarta - Nilai tukar rupiah masih loyo terhadap dolar AS. Menurut Chief Economist Trimegah Securities, Fakhrul Fulvian, kondisi ini akan berlangsung hingga akhir 2023. Situasi global dan kebijakan The Fed masih bakal menjadi pendorong kuatnya dolar.

"Di second half 2023 ini rentangnya Rp15.100 - 15.700, akan cenderung melebar," ujar Fakhrul.

Di dalam negeri, Bank Indonesia diperkirakan tak bakal menaikkan lagi suku bunga acuan. BI sudah meluncurkan instrumen jangka pendek Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), untuk mengurangi jumlah uang yang beredar.

"Dengan SRBI ini yang tercapai adalah target jangka pendek untuk menormalkan likuiditas di market, tanpa perlu menaikkan tingkat suku bunga acuan," imbuhnya.

Meski rupiah masih tertekan, potensi pelemahannya tidak akan terlalu besar, menurut Fakhrul.

"Kalau butuh dolar, belilah sekarang. Jangan belinya ketika panik tiba-tiba dolar-nya naik. Justru kalau lompat, itu waktunya kita menukar dolar menjadi rupiah," ujar Fakhrul.

Untuk pasar modal, hingga akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berada di rentang 7300 - 7500. Emiten-emiten big cap bakal sulit 'manggung', demikian pula dengan saham-saham yang tergantung sama asing.

"Belum pernah kejadian, ada periode rupiah melemah, IHSG-nya bisa kuat tahan lama, sangat jarang sekali. Jadi, aku lihat IHSG kecenderungan naik-turunnya akan lumayan drastis," tutur dia.

Baca juga:

Jeli Pilah Pilih Saham IPO

Money Wisdom with Tigor Siagian

Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas, Fakhrul Fulvian menyarankan, ketika rupiah melemah, perbesar investasi di money market dengan porsi yang seimbang antara rupiah dan dolarnya. (Foto: dok pribadi).

Fakhrul menyarankan investor mencari emiten yang terkait dengan ekspor dan komoditas. Diprediksi saham-saham itu berkinerja baik hingga akhir tahun.

"Pada second half ini aku percaya commodity related dan juga yang eksportir akan menjadi cerita investasi yang menarik," jelas Fakhrul 

Porsi investasi di pasar uang (money market) lebih baik diperbesar saat rupiah terdepresiasi, tetapi mending jangan ke obligasi dulu.

"Untuk obligasi, kalau mau masuk reksa dana, cari yang basis underlying pendapatan tetapnya INDON alias obligasi negara dengan denominasi US dollar,"

Nah, bagaimana dengan instrumen lain seperti emas? Fakhrul menyebut sekarang belum waktunya dikoleksi. Lantas kapan?

"Tahun depan. Ketika orang mulai bahas Pemilu Amerika Serikat, November. Nah, tarik aja berapa bulan, kayaknya Mei, Juni, Juli," ungkap Fakhrul. 

Fakhrul bilang, dengan kondisi pasar yang dinamis, para trader dan investor memang dituntut untuk selalu adaptif.

"Selalu baca, selalu belajar, karena tiap tahun pasar selalu berbeda. Yang terbaik adalah mereka-mereka yang selalu ready untuk berubah dan menyesuaikan diri," pungkas Fakhrul.

Dengarkan Uang Bicara episode Investasi Tetap Cuan saat Rupiah Melemah bersama Chief Economist Trimegah Securities, Fakhrul Fulvian di KBR Prime, Spotify, Apple Podcast, dan platform mendengarkan podcast lainnya.