Article Image

NASIONAL

Money Wisdom with Tigor Siagian

"Banyak investor berinvestasi karena FOMO dan ini berbahaya. Investor bisa menggali money wisdom dari pakar seperti Tigor Siagian. "

KBR, Jakarta - Investasi memang lagi jadi tren, terutama di kalangan anak muda. Makanya, di media sosial makin banyak bermunculan content creator maupun influencer keuangan.

Menurut edukator dan pakar investasi Tigor Siagian, atensi atau perhatian warganet lewat aksi seperti like, share, dan comment menjadi sesuatu yang bernilai. Atensi kini jadi rebutan. 

"Jadi attention is the new currency. Buat si content creator, ya tidak penting isinya, yang penting adalah attention yang diterima," kata Tigor.

Banjir konten bikin bingung memilah informasi mana yang berkualitas atau yang cuma sebatas jualan. Celakanya, kalau lagi dihinggapi bias, misalnya bias konfirmasi. Akhirnya yang dicari hanya konten-konten yang menguatkan apa yang sudah dipercayai. 

“Banyak yang memberikan advice tanpa sertifikat. Bahayanya adalah advice itu memengaruhi masa depan, misalnya dana pensiun dan kesehatan keuangannya. Kita nggak tahu orang menempatkan uangnya di mana. Kalau dia berspekulasi dengan seluruh yang dimiliki, itu kan berbahaya,” jelas Tigor yang mengelola free newsletter edukatif Gibah Investasi ini. 

Investasi, kata Tigor, sebenarnya simple, tetapi tidak easy, karena betebaran banyak godaan dan distraksi. Misalnya, fenomena pamer kekayaan (flexing)

"Investasi itu, saving, tempatkan, rutin, sabar. Hanya itu aja, tapi nggak mudah," ujar dia.

Baca juga:

Ambis Raih Financial Freedom? Pelan-Pelan, Pak Sopir!

Cegah Loss, Kenali Bias-Bias dalam Investasi

Edukator dan pakar investasi Tigor Siagian menyebut pemahaman tentang sejarah penipuan finansial seperti ponzi scheme, bisa membantu investor memilah informasi dan terhindar dari jebakan investasi bodong. (Foto: dok pribadi)

Investor yang FOMO dan minim literasi menjadi sasaran empuk karena termakan iming-iming return cepat dan fantastis.

"Bahwa di balik rumput yang hijau mungkin itu rumputnya palsu. Tahu-tahu hanya lihat rumput hijau, bagus, tapi nggak tahu cara influencer membuat rumput itu," jelas Tigor.

Padahal, no pain, no gain, return tinggi pasti risikonya juga tinggi. Ini salah satu pilar investasi menurut William Bernstein, pakar keuangan AS. Hal lain yang mesti dipahami investor adalah cara bisnisnya influencer atau marketer.

"Kalau seseorang punya resep untuk kaya cepat, kenapa dia bagi-bagiin itu? Kalau saya punya resep cepet 20% per bulan misalnya, ngapain saya harus cari orang yang ingin menempatkan duit kan?" terang dia.

Investor harus kritis dengan bisnis investasi yang akan dipilih. Gali banyak informasi berbagai instrumen agar bisa menemukan mana yang paling cocok dengan profil risiko.

“Yang pamer itu sudah red flag. Jangan percaya dapat return yang tinggi tapi nggak tahu cara kerjanya. Kita harus aware atau curiga," ucap Tigor.

Tigor berpandangan, investor jangan hanya berfokus pada return. Perbesar penerimaan dan kontrollah keinginan, sehingga banyak porsi yang disisihkan untuk investasi. Kemudian, investasilah secara rutin dan sabar. Tigor menyodorkan contoh sukses dari seorang Warren Buffet.

"Kita lupa, rahasia kemakmuran dia tuh bukan investasi, skill-nya investasi, rahasia kekayaan dia atau kemakmuran itu adalah waktu. Dia tuh sudah berinvestasi 80 tahun," pungkas Tigor.

Gali lebih lanjut soal money wisdom dari edukator dan pakar investasi Tigor Siagian di Uang Bicara episode "Money Wisdom with Tigor Siagian" di KBR Prime, Spotify, Apple Podcast, dan platform mendengarkan podcast lainnya.