NASIONAL

Harga Cabai Rawit Naik Signifikan, Bapanas Ungkap Faktornya

Pemerintah akan mencermati...

AUTHOR / Astri Septiani

EDITOR / Sindu

Harga Cabai Rawit Naik Signifikan, Bapanas Ungkap Faktornya
Ilustrasi: Pedagang sayur di Pasar Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat melayani pembeli cabai rawit merah, Rabu, 8 Januari 2025. Foto: KBR/Frans Mokalu

KBR, Jakarta- Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan sejumlah faktor pemicu kenaikan harga cabai rawit merah di Indonesia.

Direktur Stabilisasi Pasokan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono mengatakan, salah satu penyebabnya adalah curah hujan tinggi. Akibatnya, terjadi kenaikan cukup signifikan, dan berimbas ke hampir seluruh wilayah di tanah air.

"Nah, ada beberapa catatan. Salah satu kenaikan cabai rawit merah khususnya memang salah satunya adalah faktor cuaca ekstrem, baik itu curah hujan yang tinggi, atau mungkin sebagian area pertanaman mengalami kebanjiran, ada juga mungkin karena angin, dan serangan hama. Sehingga memang produksi atau pasokan yang ke masyarakat atau ke Pasar mengalami penurunan," kata dia saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025, Senin, (13/01/25).

Maino menyebut, terjadi lonjakan luar biasa terhadap harga cabai rawit merah dalam dua minggu terakhir. Bahkan di Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, harga cabai rawit merah mencapai 160 ribu rupiah per kilogram atau 180 persen di atas Harga Acuan Pembelian (HAP) yang ditetapkan pemerintah di tingkat konsumen.

Selain itu di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, harga cabai rawit merah mencapai 180 ribu rupiah per-kilogram. Jauh di atas HAP yang ditetapkan pemerintah, yakni sekitar 50 ribu rupiah per kilogram untuk cabai rawit merah.

Langkah yang akan Diambil?

Kata dia, pemerintah akan mencermati, jika dalam seminggu semenjak rakor, harga cabai rawit merah terus melambung, akan ada beberapa langkah yang akan diambil.

Yaitu, pemberian bantuan subsidi transportasi atau fasilitasi pangan, penjualan melalui gerakan pangan murah yang juga sudah mulai diinisiasi dinas pangan daerah, serta dukungan pemerintah daerah lewat subsidi harga maupun transportasi.

"Namun demikian yang ini perlu hati-hati karena memang hari ini situasinya kalau kita mobilisasi cabai dari wilayah sentral atau wilayah produksi ke Jabodetabek, khususnya, jangan sampai mengganggu wilayah-wilayah yang lainnya," pungkasnya.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!