NASIONAL

Ekonom Ungkap Penyebab Daya Beli Menurun: Harga Pangan Naik, Tapi Gaji Tetap

Sehingga ketika harga pangan inin meningkat sementara dari pendapatan tetap, ini kan menggerus daya beli masyarakat

AUTHOR / Hoirunnisa

EDITOR / Wahyu Setiawan

BPS: Juni deflasi
Pedagang sayuran melayani pembeli di kawasan Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Senin (15/7/2024). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin

KBR, Jakarta - Kenaikan harga sejumlah komoditas bahan pokok dinilai bakal berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat. Pengamat pertanian dari CORE Eliza Mardian mengatakan, pemerintah perlu lebih serius mengawasi distribusi bahan pokok.

"Pengeluaran kelompok masyarakat menengah dan bawah itu lebih banyak untuk membeli bahan makanan. Bahkan untuk untuk masyarakat termiskin, itu total pengeluarannya mencapai 62,4 persen. Artinya memang lebih dari dari separuh dari pengeluaran mereka adalah untuk membeli makan. Sehingga ketika harga pangan ini meningkat sementara dari pendapatan tetap, ini kan menggerus daya beli masyarakat," ujar Eliza kepada KBR, Senin (22/7/2024).

"Yang perlu dilakukan pemerintah adalah menunjukkan keseriusannya dalam mengawasi distribusi pangan, serta dukungan pemerintah yang memadai sejak level on farm hingga ke off farm. Yang didukung dengan ketersediaan data pertanian yang valid dan real time," kata Eliza.

Eliza menduga naiknya harga beras dipengaruhi faktor musiman. Kata dia, hal ini biasa terjadi saat panen raya kedua yang disebabkan tingginya harga gabah di tingkat petani.

Sementara itu, kata dia, tingginya harga cabai di pasaran kemungkinan karena pasokannya yang terbatas di hilir.

"Harga komoditas cabai terutama yang berfluktuasi itu disebabkan karena kurangnya hilirisasi dan kurangnya kapasitas penyimpanan cold storage yang kita miliki sehingga harga di pasaran itu sangat bergantung pada suplai," kata Eliza.

Eliza juga menyoroti naiknya harga komoditas minyak goreng bersubsidi merek MinyaKita.

"Karena kehadiran minyak kemasan sederhana atau MinyaKita menggerus penjualan minyak premium," jelas Eliza.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan beberapa komoditas pangan yang harganya meningkat perlu diwaspadai. Penyebabnya, terjadi penambahan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras, cabai rawit, dan minyak goreng.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!