NASIONAL

Ekonom: Cukup Besar, Potensi Proyek IKN Mangkrak

Sejauh ini investor asing belum juga berinvestasi di sana sehingga memperbesar pembangunan mega proyek itu terhambat.

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

EDITOR / R. Fadli

IKN
Presiden Joko Widodo saat berkemah di lahan proyek IKN. (Foto: antaranews)

KBR, Jakarta – Pengamat ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda mengatakan pembangunan IKN berpotensi akan mangkrak bila biaya pembangunannya mengandalkan APBN.

Di sisi lain, sejauh ini investor asing belum juga berinvestasi di sana sehingga memperbesar pembangunan mega proyek itu terhambat.

“Ketika APBN itu sudah tidak sanggup ataupun ya memang ada prioritas lain yang lebih urgen dari pemerintahan yang berjalan, tentu untuk pembiayaan IKN pasti tidak menjadi prioritas makanya ketika tidak menjadi prioritas dan pendanaan dari IKN itu bisa jadi terhambat maka potensi untuk mangkraknya cukup besar,” jelasnya kepada KBR, Jumat (12/7/2024).

“Ini juga tidak diimbangi oleh masuknya investasi terutama dari asing yang dia membangun ataupun masuk dan mendirikan fasilitas ataupun pusat kegiatan ekonomi di IKN, nah saat ini saya tidak melihat hal tersebut,” imbuhnya.

Oleh sebab itu, menurut Huda, pemerintah mesti dorong investor asing agar lekas berinvestasi jika ingin pembangunan IKN bisa terhindar dari hambatan.

Kendati demikian, Huda mengatakan tidak mudah untuk menarik investor asing agar menanam modal di IKN.

“Harus mendorong untuk masuknya investasi terutama asing untuk masuk ke IKN sehingga beban dari APBN bis dikurangi, nah tentu ini pekerjaan yang tidak mudah sebenarnya, sulit direalisasi melihat kondisi global yang tidak menentu dan juga kondisi geopolitik global dan politik nasional yang saya rasa bisa menghambat pembangunan IKN di masa depan,” jelasnya.

Baca juga:

Jokowi Belum Pindah, Upacara 17 Agustus Jadi di IKN?

Alasan Jokowi Juli Mulai Ngantor di IKN

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!