Dari pertumbuhan ekonomi ketika hanya 5 persen itu tidak cukup untuk mengerek penyerapan tenaga kerja.
Penulis: Astri Septiani
Editor: R. Fadli

KBR, Jakarta - Direktur Ekonomi Digital "Celios", Nailul Huda menilai, target pemerintah yang berharap pengentasan kemiskinan tahun depan turun menjadi 7 hingga 8 persen dinilai terlalu ambisius.
Sebelumnya, target itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat pidato penyampaian RUU APBN dan Nota Keuangan di DPR, hari ini.
"Ini target yang cukup ambisius. Pertama adalah dari pertumbuhan ekonomi ketika hanya 5 persen itu tidak cukup untuk mengerek penyerapan tenaga kerja. Kedua, dari sisi belanja untuk pengentasan kemiskinan itu sendiri. Gitu kan kalau lihat dari anggaran untuk Perlinsos ini kan cukup besar gitu kan? Dan itu pun sudah sudah dari beberapa tahun yang lalu juga dianggarkannya cukup besar gitu kan sampai sampai saat ini. Kemiskinan itu masih ada di angka 9 persen, untuk yang kemiskinan ekstrem sudah mencapai nol koma sekian persen (0,83 persen - red). Walaupun itu ya juga saya ragu apakah yang digunakan indikatornya, apakah sama dengan indikator yang digunakan oleh World Bank gitu," ujar Nailul Huda kepada KBR Media (16/8/2024)
Nailul menambahkan, target menurunkan tingkat kemiskinan tahun depan akan bergantung pada program-program yang akan dijalankan pemerintahan "Prabowo-Gibran".
Nailul masih menunggu, apakah pemerintahan baru akan menurunkan angka kemiskinan ekstrem dengan cara meningkatkan daya beli masyarakat, atau justru memberdayakan SDM-nya.
Nailul mengingatkan, bila pemerintahan "Prabowo-Gibran" ingin melanjutkan program Bansos, maka pendataan harus dimutakhirkan agar tidak terus-menerus salah sasaran.
Baca juga:
Ini Daftar Belanja APBN 2025, Infrastruktur 400T, Pangan 124 T
RAPBN 2025, Jokowi Anggarkan 504 T untuk Warga Miskin