BERITA
Dua Ribu Mahasiswa Pulang Kampung, Gubernur Papua Akan Bangun Kampus Baru
"Kalau langkah-langkah selanjutnya ini sebenarnya tidak susah, kita bangun universitas. Tahun 2021 saya fokus bangun universitas di seluruh Papua."
AUTHOR / Arjuna Pademme, Adi Ahdiat
KBR, Jayapura - Mahasiswa Papua yang pulang kampung terus bertambah. Jika pekan lalu baru seribu orang, kini jumlahnya sudah bertambah dua kali lipat.
Gelombang pulang kampung massal ini terjadi sejak pekan lalu, setelah berbagai wilayah Papua dilanda kericuhan terkait isu rasisme dan referendum.
Menurut data Pemprov Papua, dari seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Papua ada 2.018 mahasiswa/mahasiswi yang pulang kampung. Mereka paling banyak berasal dari:
<li>Kabupaten Yahukimo (600 orang);</li>
<li>Kabupaten Nduga (500 orang);</li>
<li>Kabupaten Dogiyai (300 orang);</li>
<li>Kabupaten Paniai (200 orang), dan;</li>
<li>Kabupaten Tolikara (110 orang).</li></ul>
Sedangkan dari belasan kabupaten lainnya, mahasiswa yang pulang kampung berkisar antara 1 - 20 orang saja.
Sampai saat ini pendataan mahasiswa yang berasal dari Provinsi Papua Barat masih berlangsung. Setelah pendataan selesai, Pemprov Papua dan Papua Barat akan bertemu untuk membahas langkah selanjutnya.
Baca Juga: Pulang Kampung, Mahasiswa Papua Takut Lihat Konvoi Militer
Gubernur Papua Akan Bangun Universitas Baru
Merespon pulang kampung massal ini, Gubernur Papua Lukas Enembe berencana membangun universitas baru.
"Kita harap bupati-bupati meng-handle semua daerah, anak-anak mereka. Permasalahan mereka apa? Ini kita juga harus tahu. Kalau langkah-langkah selanjutnya ini sebenarnya tidak susah, kita bangun universitas. Tahun 2021 saya fokus bangun universitas di seluruh Papua. Gampang untuk tampung mereka. Itu bisa kita lakukan jangka panjangnya," kata Gubernur Papua Lukas Enembe, Selasa (17/9/2019).
Sebelumnya, Gubernur Papua sudah mengundang para mahasiswa untuk bertemu dan membahas alasan kepulangan mereka. Namun, sejumlah perwakilan mahasiswa Papua menolak undangan itu.
Menurut Sekjen Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua se-Indonesia (AMPTPI) Januarius Lagowan, aksi pulang kampung massal ini adalah bentuk kekecewaan mahasiswa Papua terhadap pemerintah Indonesia.
"Di antaranya pelanggaran Hak Asasi Manusia dan berbagai kesalahan negara di Papua yang selama ini ditutupi," ujar Januarius kepada KBR, Jumat (13/9/2019).
Editor: Agus Luqman
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!