NASIONAL

DPR Kritik Upaya Pemerintah Stabilkan Harga Telur Ayam

Di media bunyinya seperti itu, seolah-olah pemerintah itu lepas tanggung jawab atas tingginya harga telur.

AUTHOR / Astri Yuanasari

DPR Kritik Upaya Pemerintah Stabilkan Harga Telur Ayam
Harga telur naik, pedagang di Pasar Induk Rau Kota Serang, Banten, Rabu (17/05/23). (Antara/Asep Fathulrahman)

KBR, Jakarta - Kalangan anggota DPR menyoroti upaya Badan Pangan Nasional (Bapanas) dalam menstabilkan harga telur ayam yang masih tinggi.

Ketua Komisi bidang Pertanian di DPR RI Sudin mengatakan, banyak pihak menuding pemerintah lepas tangan atas kenaikan harga telur ayam.

"Di media bunyinya seperti itu, seolah-olah pemerintah itu lepas tanggung jawab atas tingginya harga telur. Ya mohon maaf ini, ibu -ibu kan tahu sendiri, harga telur naik Rp1.000 aja ribut, apalagi sampai Rp4.000 kan gitu," ujar Sudin saat rapat dengar pendapat dengan Bapanas, Senin (5/6/2023).

Baca juga:

Sementara itu, Kepala Bapanas Arief Prasetyo membantah pemerintah lepas tanggung jawab. Arief mengatakan kenaikan harga telur ayam disebabkan dua hal.

Pertama, karena naiknya harga jagung sebagai bahan baku pakan ternak. Menurutnya, saat ini harga komoditas jagung di pasaran sudah lebih dari Rp6.000, bahkan ada yang sampai Rp6.700 per kilogram.

"Ada dua ketua. Yang pertama memang jagung isunya, yang kedua memang kita juga sedang menaikkan harga di peternak ketua. Karena kalau harganya di bawah Rp24.000, seperti kemarin ada 20, 21 ribu, kandang tutup ketua. Sehingga paralel sambil kita siapkan bagaimana efisiensi di peternak," kata Arief.

Arief mengeklaim pemerintah tengah berupaya menaikkan harga produksi di tingkat produsen, sembari menjaga harga di tingkat konsumen tetap wajar.

Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan, harga telur ayam hari ini turun Rp70 menjadi Rp30.490 per kg. Harga rata-rata provinsi tertinggi yakni di Maluku yang mencapai Rp39.280 per kg.

Harga saat ini sudah melampaui harga tertinggi tahun lalu yang tercatat Rp29.650 per kg di Bulan Desember 2022. Harga tersebut adalah rata-rata nasional di tingkat pedagang eceran.

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!