NASIONAL

Demokrat Bantah Koalisi dengan PKS-Nasdem Batal

Isu retaknya koalisi tersebut muncul lantaran rencana deklarasi pada 10 November lalu tidak terlaksana.

AUTHOR / Wahyu Setiawan

Demokrat Bantah Koalisi dengan PKS-Nasdem Batal
Ilustrasi: Ketua Umum NasDem Surya Paloh (baju putih) bertemu Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kanan) di NasDem Tower, Kamis, (23/6/2022).

KBR, Jakarta- Partai Demokrat membantah rencana koalisi dengan Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) batal. Isu retaknya koalisi tersebut muncul lantaran rencana deklarasi pada 10 November lalu tidak terlaksana.

Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Demokrat Kamhar Lakumani mengatakan sejauh ini belum ada kesepahaman mengenai waktu untuk deklarasi.

"Partai Demokrat, PKS, dan Nasdem, sejauh ini kemajuan-kemajuan itu terus terjadi untuk mewujudkan apa yang sudah disampaikan ke publik sebagai Koalisi Perubahan. Kapan deklarasinya? Tunggu saatnya, insyaallah indah pada waktunya," kata Kamhar dalam diskusi daring, Selasa, (15/11/2022).

"Bukan ditunda, memang belum ditetapkan 10 November itu akan deklarasi. Semua proses yang sudah dilaksanakan oleh tim kecil, ini harus dikembalikan lagi ke partai masing-masing untuk diputuskan sebagai keputusan partai," imbuhnya.

Deputi Bapilu Demokrat Kamhar Lakumani menjelaskan bahwa mekanisme internal di masing-masing partai berbeda. Sehingga butuh waktu untuk mencapai kesepakatan.

"Antara Partai Demokrat dan Nasdem pada saat itu masih belum ada kesepahaman (soal deklarasi 10 November, red). Jadi kalau ada wacana bahwa 10 November batal deklarasi itu kurang pas, karena memang belum ada kesepahaman soal deklarasi," sebutnya.

Kamhar menambahkan, sikap Partai Demokrat soal koalisi akan disampaikan pada akhir Desember atau awal tahun depan.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!