NASIONAL
Bupati Meranti Didesak Minta Maaf Usai Sebut Kemenkeu Iblis
"Kami keberatan dan menyayangkan pernyataan Bupati Meranti"
AUTHOR / Wahyu Setiawan
KBR, Jakarta- Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo mendesak Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, Muhammad Adil meminta maaf secara terbuka. Adil sebelumnya menyebut Kemenkeu berisi iblis dan setan gegara dana bagi hasil. Yustinus menyebut pernyataan Adil menyesatkan.
"Kami keberatan dan menyayangkan pernyataan Bupati Meranti saudara Muhammad Adil yang sungguh-sungguh tidak adil karena mengatakan pegawai Kementerian Keuangan iblis atau setan. Ini jelas ngawur dan menyesatkan. Karena Kementerian Keuangan sesuai undang-undang telah menghitung dan menggunakan data resmi Kementerian ESDM dalam membagi dana bagi hasil. Dana yang dipakai bukan untuk daerah penghasil saja, tapi juga untuk daerah sekitar agar merasakan kemajuan dan kemakmuran bersama-sama," kata Yustinus melalui unggahan video di Twitter, Minggu (11/12/2022).
Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo menyebut, transfer ke daerah dan dana desa ke Kabupaten Meranti mencapai Rp872 miliar rupiah pada 2022. Nominal itu kata Yustinus, merupakan 75 persen dari APBD Meranti atau empat kali lipat dari pendapatan asli daerah (PAD) Meranti.
"Untuk itu kepada saudara Muhammad Adil agar segera meminta maaf secara terbuka dan melakukan klarifikasi agar tidak terjadi penyesatan publik yang lebih luas," ujarnya.
Baca juga:
- Kunjungan ke Pasar, Jokowi Kaget Lihat Harga Naik
- Ancaman Inflasi dan Upaya Daerah Kendalikan Harga Pangan
Sebelumnya, Bupati Meranti M Adil kesal karena merasa tidak mendapat kejelasan terkait dana bagi hasil (DBH) yang mestinya diterima. Pernyataan itu disampaikan saat koordinasi Pengelolaan Pendapatan Belanja Daerah di Pekanbaru, Kamis (9/12).
Menurut Adil, jumlah penerimaan DBH yang diterima tidak sesuai dengan apa yang dilakukan di Meranti.
"Di Riau ini mungkin kami paling banyak sekarang dibornya. Tapi pertanyaannya mengapa duit kami tak dibalikkan?" Tanya Adil.
Dia mempersoalkan dana yang diterima tak mencukupi untuk menyelesaikan masalah kemiskinan di daerahnya.
"Ini orang keuangan isinya nih iblis atau setan. Jangan diambil lagi minyak di Meranti itu. Nggak apa-apa, kami juga masih bisa makan. Daripada uang kami diisap sama pusat. Karena kami daerah miskin kalau kami kaya kami biarkan aja. Sudah ambil 10 triliun tidak apa-apa. Kami daerah miskin, daerah ekstrem, jadi kalau daerah miskin ada minyak bapak ibu ambil, uangnya ntah dibawa kemana. Pemerataan pemerataan kemana? Seharusnya kami ini yang menjadi prioritas," ujar Adil dikutip dari tayangan video di media sosial, Senin (12/12).
Editor: Rony Sitanggang
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!