NASIONAL

BUMN Didorong Bidik Pasar Ekspor, Pengamat: Tirulah PT INKA!

""Kalau kita lihat sangat jarang sekali BUMN kita yang eksis di pasar global atau pasar ekspor. Bisa dihitung jari kira-kira. Tapi bukan berarti saya pesimis. ""

Ranu Arasyki

Ilustrasi: Menteri BUMN Erick Thohir berforo bersama di Menara BNI, Jakarta. Sabtu (19/2/2022). (FOT
Ilustrasi: Menteri BUMN Erick Thohir berforo bersama di Menara BNI, Jakarta. Sabtu (19/2/2022). (FOTO:Antara/Asprilla Dwi Adha)

KBR, Jakarta— Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto mendorong perusahaan BUMN mulai fokus menyasar pasar ekspor. 

Toto menyebut sampai saat ini mayoritas BUMN masih berkutat mengembangkan bisnis di dalam negeri.

"Kalau kita lihat sangat jarang sekali BUMN kita yang eksis di pasar global atau pasar ekspor. Bisa dihitung jari kira-kira. Tapi bukan berarti saya pesimis. Ada juga BUMN-BUMN yang menurut saya punya ide genuine dalam melakukan kerja sama bisnis sehingga bisa menembus pasar ekspor cukup bagus," kata Toto Pranoto kepada KBR, Jumat (25/1/2022).

Menurut Toto, perusahaan BUMN seharusnya mencontoh pengembagan bisnis PT INKA (Persero) yang sudah mampu menembus pasar ekspor dan menjual produk-produk kereta api ke Bangladesh, Filipina, dan beberapa negara Afrika. 

Apalagi, kata dia, INKA sudah melakukan joint venture dengan perusahaan skala global asal Swiss, Stadler Rail AG. Perusahaan patungan itu dibangun di Banyuwangi untuk mengoperasikan dan memproduksi pabrik rolling stock modern dan high end untuk konsumsi negara maju.

Baca Juga:

"Jadi mereka mulai ekspor juga misalnya ke Selandia Baru. Ada rencana ekspor juga ke Taiwan dan lain-lain. Sehingga saya kira apa yang dikembangkan seperti INKA ini bisa menjadi model yang bagus yang bisa ditiru oleh BUMN-BUMN lain sehingga mereka juga bisa eksis di pasar internasional," sambungnya.

Dukungan Kredit EximBank

Namun, Toto Pranoto menyebut perlu ada kesiapan dari segi pendanaan kredit ekspor untuk mendukung ekspansi bisnis BUMN melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). 

Dia menilai, pembiayaan yang ada saat ini belum besar belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan ekspor yang ada. 

Minimnya suntikan kredit ekspor itu menurut dia akan mempersulit BUMN Indonesia untuk meyakinkan pembeli atau negara tujuan ekspor jika tidak ada dukungan pembiayaan.

"Nah itulah, kira-kira pemerintah harus meningkatkan kemampuan di sisi financing bagi Bank Exim. Dan kalau ini jalan saya kira bukan hanya INKA, yang lain-lain yang sudah mulai eksis akan diminta untuk segera masuk ke international market. Itu juga pasti akan membutuhkan jasa mereka. Jadi ini penting adanya Bank Exim ini," pungkasnya.

Editor: Agus Luqman

  • jual perusahaan BUMN
  • Penyehatan BUMN
  • INKA
  • kinerja ekspor-impor
  • BUMN

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!