NASIONAL

Buka Muktamar Sufi, Jokowi: Kasus Intoleransi masih Terjadi di Indonesia

"Masih ditemukan hal-hal, beberapa kasus intoleransi. Inilah yang harus menjadi perhatian kita bersama agar kita meningkatkan toleransi agar Indonesia dan dunia terjaga perdamaiannya," ujar Jokowi

AUTHOR / Heru Haetami

Buka Muktamar Sufi, Jokowi: Kasus Intoleransi masih Terjadi di Indonesia
Tangkapan Layar Presiden Jokowi Resmikan Pembukaan Muktamar Sufi Internasional 2023 di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (29/8/2023).

KBR, Jakarta- Presiden Joko Widodo mengungkapkan kasus intoleransi masih terjadi di Tanah Air. Padahal, kata dia, Indonesia merupakan negara yang beragam dan berpenduduk majemuk atau unity in diversity. 

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat meresmikan Pembukaan Muktamar Sufi Internasional 2023, di Pekalongan, Jawa Tengah.

"Masih ditemukan hal-hal, beberapa kasus intoleransi. Inilah yang harus menjadi perhatian kita bersama agar kita bisa meningkatkan toleransi agar Indonesia dan dunia terjaga perdamaiannya," ujar Jokowi di Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (29/8/2023).

Jokowi mengajak seluruh pihak terus saling mengingatkan tentang adanya perbedaan-perbedaan dan keberagaman. Toleransi tersebut digunakan untuk menghadapi perbedaan-perbedaan yang ada.

"Tapi keberagaman yang harus dilanjutkan dengan toleransi. Dalam menghadapi perbedaan-perbedaan yang ada, sikap moderat dan saling berinteraksi akan memungkinkan kita untuk bersatu dalam keberagaman," tutur Jokowi.

Baca juga:

- Marak Konflik Keagamaan, Tito: Peran FKUB Tidak Jalan

- Pemerintah Pusat Diminta Selesaikan Penolakan Gereja di Cilegon

Sebelumnya, Setara Institute merilis laporan kondisi Kebebasan Beragama Berkeyakinan (KBB) pada 2022. Dalam laporan tersebut, tercatat 175 peristiwa pelanggaran KBB dengan 333 tindakan di Indonesia.

Angka ini mengalami sedikit peningkatan jika dibandingkan dengan temuan pada tahun 2021, yakni 171 peristiwa dengan 318 tindakan pelanggaran KBB.

Editor: Resky Novianto

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!