NASIONAL
BPS Catat Deflasi 0,12 Persen di September 2024, Lima Bulan Beruntun
"Komoditas penyumbang utama deflasi pada kelompok ini antara lain cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, daging ayam ras, dan tomat," kata Amalia
AUTHOR / Astri Septiani
-
EDITOR / Resky Novianto
KBR, Jakarta- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadinya deflasi 0,12 persen secara bulanan (month-to-month) pada September 2024.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebut ada sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang utama deflasi September.
"Penyumbang utama deflasi September 2024 secara month to month adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil deflasi 0,17%. Komoditas penyumbang utama deflasi pada kelompok ini antara lain cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, daging ayam ras, dan tomat," kata Amalia saat konferensi pers, Selasa (01/10/24).
Sementara itu sebaliknya, jika dilihat secara tahunan (year on year), BPS mencatat terjadi inflasi sebesar 1,84%. Penyumbang utama inflasi September 2024 secara tahunan itu adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil inflasi 0,73%.
Sementara komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah beras, sigaret kretek mesin (SKM), kopi bubuk, gula pasir, dan cabai rawit.
Berdasarkan komponen, inflasi inti secara tahunan mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya, yakni menjadi 2,09 persen pada September 2024 dari 2,02 pada Agustus 2024.
Komoditas yang memberikan andil inflasi pada September 2024 di antaranya adalah emas perhiasan, kopi bubuk, gula pasir, nasi dengan lauk, dan minyak goreng.
Tekanan inflasi tahunan komponen diatur pemerintah menurun, menjadi 1,40 persen dari 1,68 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah sigaret kretek mesin (SKM), sigaret kretek tangan (SKT), sigaret putih mesin (SPM) dan tarif angkutan udara.
Sama halnya, tekanan inflasi komponen bergejolak mengalami penurunan menjadi 1,43 persen dari 3,04 persen.
Adapun berdasarkan wilayah, seluruh provinsi mengalami inflasi, di mana inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan (4,14 persen), Papua Tengah (3,83 persen), Sulawesi Utara (3,66 persen), Maluku Utara (3,56 persen), dan Papua Barat (2,91 persen).
Baca juga:
- BPS: Sektor Pertanian Jadi Kunci Pengentasan Kemiskinan Ekstrem
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!