NASIONAL

BPS: Angka Kelahiran RI Terancam Menurun Drastis di 2045

Bahkan kita di 2045 sudah 1,97 artinya sudah pada posisi replacement level, ini tantangan besar kita untuk terus meningkatkan aspek kualitasnya.

AUTHOR / Hoirunnisa

Angka kelahiran terancam di 2045
Petugas posyandu menimbang berat badan balita di kampung Nelayan Seberang, Medan. Senin 16/01/2023. Foto: ANTARA/Yudi

KBR, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan total fertility rate (TFR) atau anak yang akan lahir terus mengalami penurunan hingga 2045 di angka 1,97 anak per perempuan.

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono mengatakan prediksi itu didasari tingkat kelahiran pada perempuan di kelompok umur 15-19 tahun dan 20-24 tahun yang makin menurun.

"Karena negara-negara yang lain TFRnya sudah menurun. Bahkan kita di 2045 sudah 1,97 artinya sudah pada posisi replacement level, ini tantangan besar kita untuk terus meningkatkan aspek kualitasnya. Kemudian Jumlah penduduk terus meningkat tetapi laju pertumbuhan penduduk melambat," ujar Ateng pada sambutan di Acara Diseminasi Perhitungan Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2020-2050, Senin (26/6/2023).

Ateng menambahkan, angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) juga mengalami penurunan yang signifikan, menjadi rasio 7,91 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada 2045.

"2045 diproyeksikan 1 dari 5 penduduk Indonesia merupakan lansia, sebab 2021 Indonesia sudah memasuki era ageing population dan Indonesia akan menikmati bonus demografi hingga 2041," tuturnya.

Baca juga:

- Bantah Resesi Seks, BKKBN: Angka Ibu Hamil Capai 4,8 Juta

- Bappenas: Industrialisasi Kunci RI Keluar dari Middle Income Trap

Sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengungkapkan, Indonesia bisa terancam mengalami penurunan angka kelahiran, jika tidak ada strategi kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan populasi.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menjelaskan, terdapat tiga skenario perhitungan proyeksi penduduk Indonesia pada 2020 hingga 2050. Pertama, skenario dengan tren tanpa adanya kebijakan, skenario moderat, dan skenario optimis.

Berdasarkan skenario dengan tren tanpa adanya kebijakan, hasilnya angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR) di Indonesia bisa terus menyusut hingga di angka 1,9 pada 2045.

"Nilai TFR terus menurun sampai 1,9 di tahun 2045 diiringi dengan infrant mortality rate/IMR (angka kematian bayi) mencapai 7,85," jelas Suharso dalam Musrenbangnas RKP 2024 dan Peluncuran Proyeksi Penduduk 2020-2050, Selasa (16/5/2023).

Editor: Resky Novianto

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!