NASIONAL

BNPT Mengeluh ke DPR, Anggaran Menurun Tiap Tahun

Anggaran BNPT pada 2024 menurun dibanding 2023, yakni dari Rp430 miliar menjadi Rp426 miliar.

AUTHOR / Hoirunnisa

EDITOR / Sindu

BNPT Mengeluh ke DPR, Anggaran Menurun Tiap Tahun
Ilustrasi: Warga beraktivitas dekat spanduk tolak terorisme radikalisme di kawasan Jl Malioboro, Yogyakarta, Selasa, (15/5/2019). (Foto: ANTARA/Andreas Fitri)

KBR, Jakarta- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengeluhkan anggaran yang diterima terus menurun setiap tahun. Kepala BNPT Mohammed Rycko Amelza Dahniel mengatakan, penurunan anggaran BNPT setiap tahunnya tidak sejalan dengan visi misi negara menumpas aksi teror dan radikalisme.

"Seiring dengan perkembangan fungsi tugas yang luas sesuai dengan amanat UU Nomor 5 Tahun 2018, dan peningkatan ancaman kejahatan radikal terorisme, berbanding terbalik dengan anggaran BNPT, yang mengalami penurunan setiap tahunnya pada tahun 2023 hanya sebesar Rp430 miliar," ujar Rycko dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR di Jakarta, Kamis, (27/6/2024).

Kepala BNPT, Mohammed Rycko Amelza Dahniel dalam paparannya menunjukkan anggaran BNPT pada 2024 menurun dibanding 2023, yakni dari Rp430 miliar menjadi Rp426 miliar. Dalam momen itu, Rycko juga melaporkan sepanjang 2023 tidak ada satupun aksi terorisme atau zero terrorism attack di Indonesia.

"Global Terrorism Index (GTI) Indonesia pun semakin membaik. Dia mengatakan Indonesia, yang semula berada di posisi ke-24 pada 2022-2023, menjadi posisi ke-31 pada 2024," jelas Rycko.

Namun, Rycko mengingatkan, untuk tidak lengah dan berpuas diri, sebab kondisi itu hanya terjadi di permukaan saja. Sedangkan di bawah permukaan terjadi peningkatan konsolidasi sel-sel teror.

Migrasi Radikalisasi

Sebelumnya, Rycko mengatakan, pada 2023 terjadi migrasi radikalisasi di kalangan remaja dari kelompok toleran aktif sebesar lima persen. Pada kategori remaja terpapar juga meningkat dari 0,3 persen menjadi 0,6 persen.

"Meski peningkatan hanya satu digit, namun bila tidak ditangani dengan efektif dan komprehensif kondisi ini bisa menjadi masalah besar di masa mendatang. Karena bahan baku utama radikal adalah intoleransi," kata Rycko dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR RI, Senin, (10/6/2024).

Karena itu, Rycko menyebut, dalam Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstrimisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE), BNPT menyusun tujuh program prioritas, empat di antaranya khusus melindungi perempuan, anak dan remaja.

Selain itu, ia juga mengungkapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi proposal penanggulangan terorisme pada anak dan perempuan untuk dijadikan model dan aturan dunia.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!