NASIONAL

BMKG Mengimbau Seluruh Pihak Siap Siaga Menghadapi Kemarau

Modifikasi cuaca harus dilakukan untuk mengisi waduk-waduk di daerah yang berpotensi mengalami kekeringan...

AUTHOR / Astry Yuana Sari

EDITOR / Sindu

BMKG Mengimbau Seluruh Pihak Siap Siaga Menghadapi Kemarau
Ilustrasi: Lahan persawahan kekeringan akibat kemarau. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau seluruh kementerian, lembaga, pemda dan seluruh masyarakat lebih siap menghadapi dampak musim kemarau. Terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal atau lebih kering dibanding biasanya.

Dwikorita merekomendasikan daerah-daerah tersebut bisa menerapkan teknologi modifikasi cuaca sebelum memasuki musim kemarau.

"Memerhatikan dinamika atmosfer jangka pendek terkini masih terdapat jendela waktu yang sangat singkat sebelum memasuki periode pertengahan musim kemarau, untuk potensi pertumbuhan awan di beberapa tempat di Indonesia khususnya di daerah rawan kekeringan. Jadi, di daerah-daerah yang diprediksi rawan kekeringan, saat ini masih mengalami pertumbuhan awan-awan hujan, jadi masih ada peluang untuk turun hujan karena diprediksi kekeringannya nanti memasuki Juni," kata Dwikorita dalam keterangan pers, Selasa , (28/5/2024).

Dwikorita menjelaskan, modifikasi cuaca harus dilakukan untuk mengisi waduk-waduk di daerah yang berpotensi mengalami kekeringan, dan membasahi serta menaikkan muka air tanah pada daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Panen Air Hujan

Selain itu, seluruh pihak terkait harus memastikan koneksitas jaringan irigasi dari waduk ke kawasan yang terdampak kekeringan benar-benar memadai. Kata Dwikorita, daerah yang masih mengalami hujan atau transisi dari musim hujan ke musim kemarau, perlu segera mengoptimalkan panen air hujan.

"Melalui tandon-tandon atau tampungan-tampungan air, embung-embung, kolam-kolam retensi, sumur-sumur resapan dan sebagainya, seiring dengan upaya mitigasi dampak kejadian ekstrem hidrometeorologi basah yang sedang dilakukan," imbuhnya.

Dwikorita juga merekomendasikan daerah-daerah menyesuaikan pola dan waktu tanam untuk iklim kering pada wilayah terdampak. Serta terus memonitor perkembangan informasi cuaca dan iklim dari BMKG melalui berbagai kanal informasi yang ada.

19 Persen Wilayah RI Masuk Musim Kemarau

Sebelumnya, BMKG memperkirakan sebagian besar wilayah di Indonesia baru akan memasuki musim kemarau pada Juni, Juli hingga Agustus.

Namun, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut, mulai pekan ketiga Mei, sudah ada 19 persen wilayah di Indonesia yang justru sudah memasuki musim kemarau.

Misalnya, di sebagian Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT, dan sebagian Pulau Sulawesi.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!