NASIONAL

Berjejaring dengan Israel, 4 Pengurus NU Jakarta Dipecat

Organisasi Rahim yang menaungi empat pengurus LBM PWNU Jakarta berkomunikasi dan memiliki keterkaitan dengan Israel.

AUTHOR / M Rifandi Fahrezi, Sindu

EDITOR / Sindu

Berjejaring dengan Israel, 4 Pengurus NU Jakarta Dipecat
Lima (5) warga Nahdliyin bertemu Presiden Israel Isaac Herzog. Foto: Istimewa/NU Online

KBR, Jakarta- Ketua PWNU Jakarta Samsul Ma'arif memecat empat pengurus Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) lantaran berjejaring dan berkunjung ke Israel.

Mengutip nu.or.id, empat orang yang dipecat itu adalah Zainal Ma'arif, Mukti Ali Qusyairi, Sapri Saleh, dan Roland Gunawan.

Zainal ialah salah satu pengurus LBMNU, yang ke Israel dan bertemu Presiden Isaac Herzog. Sedangkan Mukti, Sapri, dan Roland terlibat dalam organisasi Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian (Rahim).

"Kami, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dari jajaran syuriah, dan tanfidziyah melakukan rapat tadi, memutuskan bahwa beberapa orang yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam keberangkatan anak NU ke Israel itu diberhentikan dari kepengurusan Lembaga Bahtsul Masail PWNU Jakarta," ujar Samsul di kantor PWNU Jakarta, Kamis, 18 Juli 2024.

Menurutnya, organisasi Rahim yang menaungi empat pengurus LBM PWNU Jakarta berkomunikasi dan memiliki keterkaitan dengan Israel.

Kata dia, saat ini empat pengurus PWNU itu menjadi warga NU biasa di Jakarta, dan masih berhak menjalani berbagai kegiatan terkait Nahdlatul Ulama.

Bukan Sikap Organisasi

Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan pertemuan lima Nahdliyin dengan Presiden Israel Isaac Herzog merupakan tanggung jawab pribadi mereka dan tidak terkait organisasi. Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengaku tidak tahu agenda kunjungan lima kadernya.

"Kami serukan kepada seluruh kader terutama dan juga warga NU bahwa kami tidak akan melakukan engagement, tidak melakukan hubungan apapun dengan pihak manapun terkait Israel dan Palestina ini. Kecuali untuk tujuan-tujuan membantu Palestina, tidak boleh ada tujuan lain," kata Yahya dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (16/7/2024).

Yahya mengatakan telah meminta penjelasan kepada masing-masing lembaga otonom yang menjadi mewadahi lima Nahdliyin tersebut.

Dia mengeklaim ada pihak yang mendekati lima anggotanya untuk berangkat ke Israel. Kelimanya kata Yahya, mengaku tidak tahu akan bertemu presiden Israel.

"PBNU tidak tahu menahu, tidak ada mandat kelembagaan, tidak ada pembicaraan kelembagaan. Sehingga yang dilakukan oleh anak-anak yang berangkat ke Israel itu adalah tanggung jawab mereka pribadi dan tidak terkait dengan lembaga," ujarnya.

Yahya menambahkan, jika ada kerja sama internasional harus melalui PBNU.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!